Warta REFLEKSI AKHIR TAHUN PBNU (6)

TVRI Diusulkan Jadi TV Pemilu

Kamis, 30 Desember 2010 | 08:00 WIB

Jakarta, NU Online
Aktor kawakan Slamet Rahardjo mengusulkan agar TVRI dan RRI dihidupkan lagi, karena stasiun TV lainnya tidak netral dan terlalu menjadi corong pemiliknya untuk berbagai kepentingan politik khususnya menjelang pemilu. Sebaiknya Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadikan TVRI dan RRI sebagai TV dan radio pemilu.

"Semua orang sudah tahu jika banyak TV swasta menekankan pada parpol dan orang-orang tertentu. Saya kecewa dengan ketidaknetralan itu. Jadi, hanya TVRI yang warta beritanya belum bisa dibeli,”tandas Slamet Rahardjo Jarot dalam diskusi refleksi akhir tahun PBNU di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya, Jakarta, Rabu (29/12).<>

Menurut Slamet hanya warta berita TVRI dan siaran radio RRI yang belum bisa dibeli. Dengan demikian dia mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) perlu menjadikan TVRI sebagai TV Pemilu 2014. Hal ini dimaksudkan agar ada pemberitaan yang berimbang soal semua parpol peserta pemilu.

Kalau tidak katanya, maka hanya parpol-parpol tentu yang punya modal besar dan media saja yang disiarkan secara terus-menerus dan itu tidak adil. Dia yakin TVRI tidak akan menjadi corong pemerintah lagi dan bisa netral dalam politik. "Tidak akan. TVRI itu TV publik, bukan TV pemerintah,"ujarnya yakin.(amf)