Hari ini adalah hari kesembilan berlangsungnya gelombang demonstrasi di beberapa kota di Mesir. Situasi tidak menentu. Masyarakat kesulitan mengambil uang, bank dan ATM ditutup. Kebutuhan pokok sudah sangat langka. Kalaupun ada harganya mahal.
"Hari ini sih satu-dua ATM buka, tapi ngantrinya minta ampun, berjam-jam," ujar Muhammad Tabrani Basya, ketua Tanfidziyah PCI NU Mesir. <<>;br />
Tabrani menyaksikan, banyak dari warga setempat yang tiap jam malam, sejak pukul 3 sore hingga 8 pagi, membawa senjata tajam untuk menjaga kawasannya dari penjarahan-penjarahan.
"Inya Allah warga Indonesia aman, karena Universitas Al-Azhar sudah menginstruksikan kaum demonstran tidak mengganggu warga asing. Tapi memang tidak nyaman, karena persediaan uang yang terbatas, logistik langka," uangkap Tabrani yang berasal dari Rembang, Jawa Tengah.
Para pengurus Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) mengumpulkan segenap komponen mahasiswa Indonesia untuk membicarakan situasi terkini di Mesir, Rabu (2/1) di Kantor Konsuler KBRI, Distrik 10, Nasr City, Kairo. Pertemuan ini merupakan kali ketiga.
"PPMI bekerjasama dengan KBRI membuat pos-pos evakuasi. Ada 20 pos telah terbentuk, 3 pos di gedung milik KBRI dan 17 pos merupakan sekretariat organisasi-organisasi milik mahasiswa," kata Tabrani yang sudah enam tahun di Mesir.
Saat ini, warga Indonesia diperkirakan mencapai 5000 jiwa, terdiri dari 3500 mahasiswa dan 1500 TKI. (nn)
Terpopuler
1
Gus Baha Jelaskan Alasan Mukjizat Nabi Muhammad Tak Seperti Nabi Sebelumnya
2
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
3
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
4
Kemenag Umumkan Hasil Seleksi Administrasi CPNS 2024 Malam Ini, Berikut Cara Ceknya
5
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
6
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
Terkini
Lihat Semua