Warta

Warga Nahdliyyin Datangi Mabes Polri, Desak FPI Dibubarkan

Jumat, 26 Mei 2006 | 11:37 WIB

Jakarta, NU Online
Menyusul peristiwa pembubaran paksa forum dialog antragama dan pengusiran KH Abdurrahman Wahid oleh Front Pembela Islam (FPI) di Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (23/5) lalu, hari ini, Jum’at (26/5) lebih dari seribu warga nahdliyiin mendatangi Markas Besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri). Warga yang menamakan diri Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (KBNU) ini mendesak Polri untuk segera membubarkan FPI.

Warga nahdliyyin yang mendatangi Mabes Polri kebanyakan dari elemen muda, antara lain, Barisan Ansor Serba Guna (Banser), Garda Bangsa, Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa (IPSNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Fatayat NU, dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU). Para pemuda NU ini, sebelumnya, berkumpul di depan gedung PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat selepas sholat Jum’at, dan langsung bertolak ke Mabes Polri di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

<>

Aksi di depan Mabes Polri diramaikan dengan aksi teaterikal yang dilakukan oleh para aktivis PMII. Seorang berjubah dan memakai sorban ala FPI digantung beramai-ramai oleh para demontran sambil berseru “bubarkan FPI.” Selain FPI, warga nahdliyyin dalam orasinya juga mendesak Kapolri Jenderal Polisi Sutanto untuk membubarkan dua organisasi Islam kembarannya yakni Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) dan Hizbut Tahrir Indonesia.

“Kami tidak semata-mata membela Gus Dur. Tapi kami tidak menginginkan ada yang melakukan tindakan-tindakan anarkis. Itu namanya teroris. FPI mengaku membela Islam tapi tindakan mereka sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai dan ajaran Islam,” kata salah seorang orator dari Banser. Selanjutnya, secara bergantian seluruh perwakilan organisasi muda NU menyampaikan orasinya. Bahkan, seorang waria ikut menyampaikan orasinya mewakili Komunitas Waria Indonesia.

Aksi berlsngdung damai. Usai melakukan aksi, warga nahdliyyin bertolak ke markas FPI di Jl. Petamburan, Jakarta Barat. Namun di pertigaan menuju Jl. Semanggi warga nahdliyyin terbelah menjadi dua. Koordinator aksi dari Banser diminta PBNU untuk menghentikan aksinya dan kembali ke gedung PBNU untuk menghindari aksi kekerasan karena terdengar kabar pihak FPI sudah menyiapkan persenjataan untuk menyambut kedatangan warga nahdliyyin. Sementara pihak Garda Bangsa bersikeras mendatangi markas FPI.

Sementara itu di sekitar markas FPI terlihat ratusan massa FPI dan Forum Betawi Rempug (FBR) yang telah menyiapkan kayu dan bambu runcing untuk menyambut kedatangan warga nahdliyyin. Rencana meneruskan perjalanan ke markas FPI akhirnya dihalangi oleh pihak kepolisian. Polisi memblokade Jl. KS. Tubun yang menuju ke Jl. Petamburan. Ratusan warga nahdliyyin pun mengalah dan kembali ke tempatnya masing-masing. (nam)