Warta

Wisata Ziarah Tidak Musyrik

Kamis, 16 Agustus 2007 | 22:54 WIB

Mataram, NU Online
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Budpar, Sambudjo Parikesit mengatakan, wisata ziarah tetap akan memperhatikan batas-batas norma agama, sehingga tidak mengarah kepada musyrik.

"Sebab jika wisata ziarah mengarah kepada yang musyrik, maka wisata tersebut dapat menyesatkan orang," katanya kepada wartawan sesuai pembukaan Bimbingan Teknis Pengembangan Wisata Ziarah, di Obeyk Wisata Senggigi, Lombok Bara, NTB, Kamis.

<>

Pencanangan wisata ziarah dilakukan 2006 lalu merupakan hasil kerjasama antara Menbudpar dengan PBNU dan dipusatkan di makam  Sunan  Drajat, Lamongan, Jawa Timur, namun seberapa besar wizara ziarah ini membawa dampak terhadap kunjungan wisata masih dalam perhitungan.

Sumbodjo didampingi Kepala Dinas Budpar NTB, H. Muhammad Nur menjelaskan, di Indonesia termasuk NTB banyak terdapat obyek-obyek wisata ziarah khususnya yang bernuansa Islami dan setiap obyek memiliki kekhasan tersendiri.

Misalnya, masjid-masjid dan bangunan bersejarah, makam-makam para ulama serta pesantren  yang mampu menggerakkan kunjungan intra daerah di Indonesia.

Dia menjelaskan, NTB juga memiliki keragaman peninggalan warisan sejarah dan budaya Islam yang unik untuk diketahui masyarakat yang keberadaannya dibeberapa kabupaten/kota di daerah ini. Keragaman peninggalan sejarak  menjadi aset yang tidak ternilai harganya.

Potensi tersebut harus dipelihara dan dikemas secara lebih baik lagi agar lebih menarik bagi para wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Dia menjelaskan, pengembangan wisata ziarah merupakan suatu kegiatan yang lebih populer dikenal sebagai pilgrim age tourism dan hal tersebut bukanlah suatu hal baru dalam dunia pariwisata.

Istilah pilgrimage turism telah muncul pada abad ke-13 yaitu dekienalnya riwayat perjalanan Ibnu Battutah yang menjadi pilgrim Traveller di Asia Afrika pada tahun 1325-1354.

Ditempat yang sama Asisten III Sekda NTB, Nasibun SH mewakili  Gubernur NTB, Drs. H. Lalu. Serinata mengukuhkan Pengurus Daerah Masyarakat Wisata Ziarah (Mawas) yang diketuai oleh Ilyas Sam, Sekretaris Abdussamat dan Bendaraha A. Roni. (ant/sah)