Wawancara

Bicara Pengkaderan, Bicara Kualitas

Sabtu, 23 September 2006 | 05:25 WIB

Dalam kongres IPNU ke XV yang berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, 9-12 Juli lalu, Idy Muzayyad terpilih sebagai ketua umum. Bagaimana fikiran-fikiran mahasiswa S2 komunikasi UI tersebut dalam upaya mengembangkan IPNU sebagai organisasi pengkaderan NU. berikut ini wawancara dengan NU Online di kantor pusat PP IPNU Gd. PBNU, Lt 3 menjelang puasa

<>

Apa program yang akan dilaksanakan untuk mengembangkan IPNU?

Yang pokok kan konsolidasi organisasi, pembinaan-pembinaan ke dalam, bagaimana bisa membentuk tim yang solid. Saya sebagai mandataris tidak bisa kerja sendirian. Makanya saya sebagai pengurus akan membentuk tim yang solid. Caranya diantara struktur formal organisasi yang jumlahnya ada 33, nanti akan dibentuk tim-tim ad hoc diluar struktur itu. yang menangani bidang khusus, biar semuanya bisa bekerja dan mengekspresikan potensinya masing-masing. Nanti kita membangun kemitraan dengan fihak-fihak yang memang strategis, baik dari kalangan pemerintahan negara maupun swasta.

Kemitraan atau kerjasama yang bagaimana yang dijalankan?

Ini nanti kan tergantung jaringan. Kita kan punya kekuatan SDM dan jaringan ke bawah, tapi dengan itu saja kan kita belum mampu berjalan ke bawah. Makanya kita nantinya akan menjalin kemitraan dengan lembaga yang memiliki resources yang bisa disinergikan. Seperti soal pengawasan BBM yang kemarin dijalankan IPNU dan lainnya, termasuk dengan departemen yang bisa kita ajak bekerjasama.

Tapi IPNU kan organisasi pelajar?

Memang, kita juga harus bisa membatasi diri karena pemberdayaan IPNU kan dibidang pendidikan dan pemberdayaan pelajar. Nah semua kemitraan dengan fihak manapun harus mengacu pada hal ini. Kita sebagai obyek sekaligus subyek. Jadi IPNU kan organisasi kader, artinya pencetak generasi penerus, penerus NU, para ulama. Dalam lingkup bangsa, kita kan penerus bangsa.

Lalu bagaimana dengan tugas IPNU sebagai wadah pengkaderan di NU?

Jadi IPNU bertanggung jawab terhadap nasib NU 10-20 tahun mendatang. Kalau IPNU sukses melakukan pengkaderan, maka NU akan menikmati 10-20 tahun mendatang, termasuk anak NU yang menjadi bagian terbesar bangsa, maka IPNU bertanggung jawab terhadap kepemimpinan nasional 20 tahun mendatang.

Misalnya rata-rata antara 15-30, kalau 10-20 tahun kan sudah menjadi pemimpin di levelnya masing-masing. Makanya kita mempersiapkan IPNU menjadi kader yang siap menjadi pemimpin di masa depan.

Kader seperti apa yang akan anda bentuk?

Makanya kita bicara kaderisasi ini memang bicara kualitas, bukan kuantitas. Artinya bukan kemudian kita berkelamin organisasi massa. NU atau Ansor sajalah yang merekrut massa. Kalau IPNU cukup ketat. Jadi pengkaderan ke depan, jangan kemudian asal bawa. Ada kan Latihan Kader Muda (Lakmud), datang kok sampai 100-200 orang. lha kalau pengkaderan kan 40 orang sudah standar.

Jadi lebih mementingkan kualitas, makanya bagaimana yang seperti itu, kalau menurut SK kemarin kan 348 cabang ditambah 30 wilayah sehingga 378. tapi itu kan tingkat nasional, tapi kita kan harus membedakan, potret Jawa dan potret luar Jawa. kalau Jawa Timur, Jawa Tengah kan sudah lumayan bergerak, tapi kalau luar Jawa kita harus bisa satu visi kebangsaan. Makanya kita harapkan bisa mengembangkan nilai seperti di Jawa.

Kita harus bisa memotret kondisi yang berbeda karena memang masing-masing memiliki lokalitas sendiri, punya sejarah sendiri. Karena itu pengkaderan kita harapkan bisa maksimal sesuai dengan potensinya.

Tingkat keberhasilan pengkaderan kan perlu diukur?

Bicara pengkaderan kan ada input, progress, output. Nah ini yang harus kita nilai. Inputnya A. nah kita menginginkan dari A diproses menjadi A plus. Disitu nilai lebih dari masuknya seseorang yang kita anggap kader IPNU menjadi lebih baik. Ini problem, seharusnya dari A menjadi A Plus. Sekarang ini seolah-olah tak ada bedanya. Kalau sama berarti IPNU kan tak perlu ada. Makanya dengan masuk IPNU, dari awalnya tidak bisa menjadi bisa.

Lalu secara praktis apa yang harus dilakuan di sekolah-sekolah atau pesantren?

Tugas IPNU dibawah kan mengembangkan potensi siswa, misalnya tidak bisa matematika kita ajari. Kedua melengkapi ketrampilan siswa yang be