Wawancara

PBNU harus Dukung Pengkaderan IPPNU

Rabu, 18 Oktober 2006 | 05:20 WIB

Kelangsungan NU ke depan tergantung bagaimana kader-kader NU dibina dan dikembangkan. Tugas IPNU dan IPPNU-lah yang menyiapkan mereka untuk mengganti kepemimpinan NU dimasa mendatang. Konsep apakah yang akan jalankan oleh IPPNU dalam mengembangkan kader putri NU, berikut ini wawancara dengan ketua IPPNU Wafa Patria Umma disela-sela padatnya acara Ramadhanan.

<>

Apa fokus yang akan dilakukan untuk mengembangkan IPPNU ke depan?

Sesuai dengan komitmen awal ketika kongres kemarin, nanti ke depan IPPNU yang akan aku bawa ke depan berkaitan dengan kaderisasi yang akan lebih dimatangkan lagi, lebih dikuatkan dan diperluas, karena setelah flashback kemarin, ternyata kita mengalami kemunduran kaderisasai.

Dari kongres kemarin yang hadir 25 wilayah dan 256 cabang, padahal harusnya kita memiliki 312 cabang dan 30 wilayah. Minimal tahun pertahan kita bisa mengembalikan yang tadinya 25 menjadi 30 lagi. Alhamdulillah, tadi ada surat dari NTT minta pembentukan wilayah. Sebetulnya pada periode Mbak Dian (Kepemimpinan Ratu Dian Chatifah). red, sudah ada tapi akhirnya vakum lagi dan sekarang minta dibentuk kembali.

Kedua, lebih konsentrasi pada kemandirian kader, disini bisa dikategorikan tiga kemandirian, yaitu kemandirian manajemen, kemandirian material dan kemandirian dalam organisasi. Jadi dalam tiga hal ini kita berharap bisa dilaksanakan di seluruh Indonesia, tidak hanya di pimpinan pusat.

Lalu bagaimana caranya agar remaja putri tertarik ikut IPPNU?

Pertama, kita harus jalur struktural, artinya kita memakai NU dan diluar NU. Kita tidak bisa menggantungkan di luar saja sementara di NU tidak. Kita nantinya akan ada kerjasama dengan Maarif NU, RMI dan Lakpesdam, yang artinya menguatkan kita membingkai pengkaderan yang aktual itu bagaimana, ini yang akan kita garap bersama Lakpesdam.

Kita rencananya akan ada workshop pengkaderan yang menghadirkan para tokoh NU. diharapkan dari situ bisa menghasilkan konsep pengkaderan yang aktual saat ini seperti apa. Dan setelah itu, hasilnya akan kita bawa ke PBNU. Bagaimanapun bantuan dari PBNU sangat perlu bagi kita, akan kita distribusikan ke wilayah-wilayah dan cabang.

Kalau kita bisa memakai jalur stuktural seperti itu, kalau berjalan IPPNU akan bisa berkembang. Bisa jadi PBNU menginstruktikan ke Maarif, makanya kita berharap dalam MoU ini ada PBNU-nya untuk memfasilitasi agar ada “beban moral” dari fihak Maarif dan RMI bahwa ini tanggung jawab mereka juga untuk mengembangkan IPPNU.

Kedua, kalau dari non struktural, kita bekerjasama rencananya dengan PKBI, mereka punya cabang sekitar 20-an yang mau bekerjasama dengan IPPNU. Mereka akan melatih tentang kesehatan reproduksi remaja atau gerakan anti narkoba yang nantinya akan membentuk tim pelatih professional yang nantinya akan dikembangkan di NU.

Penguatan jaringan keluar agak sulit karena kaitannya dengan aturan sekolah yang tidak mudah untuk ditembus. Yang saya tahu, ini bagaimanapun kita harus bekerjasama dengan kepala sekolahnya dan BP-nya dan kalau sudah ada sinergi insyaallah gampang. Masalahnya kita harus siap dulu bingkai apa yang akan kita bawa, sekolah-sekolah kan sudah mandiri, ketika kita tawarkan semacam konseling, disitu sudah ada.

Jadi harus bisa menawarkan sesuatu yang belum ditawarkan sekolah itu?

Ya harus begitu, karena banyak teman sekolah di daerah kesulitan ketika menawarkan itu, misalnya menawarkan bimbingan konseling, mereka menjawab, kita sudah ada, terus menawarkan bimbingan apa, sama saja. Makanya kita harus menawrakan sesuatu yang belum tergarap.

Lalu bayangannya apa yang mau ditawarkan?

Kita nantinya pleno dan sekaligus workshop pengkaderan, kita mau denger masukan-masukan daeri daerah. Kebetulan di kepengurusan kita kan ada sekitar 10 wilayah, kita akan urun rembuk apa yang mau ditawarkan. Kalau gambaran saya pribadi, gimana anak sekolah tidak terlalu banyak yang terbebani, kalau terlalu menguras fikiran dia, akan kerepotan karena di sekolah sendiri sudah banyak yang harus difikirkan.

Ini yang pertama, pengenalan awal seperti outbond nanti. Lalu mengadakan acara apa, nanti 2007 kita akan mengadakan jalan sehat dengan mengundang kepada sekolah, yang penting having fun saja untuk awal. Anak sekarang beda, kalau terlalu serius mereka tida