Asal Muasal Pandai Besi Dikupas Lesbumi Bone Sulawesi Selatan
Jumat, 8 September 2023 | 05:00 WIB
Ngaji budaya embaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Kamis (31/8/2023) (Foto: Lesbumi Bone)
Bone, NU Online
Tradisi pandai besi atau yang di Kabupaten Bone disebut panre bessi sudah hadir sejak 1.500 tahun sebelum Masehi. Budaya pandai besi pertama kali ada kira-kira pada zaman Nabi Daud as digambaran dengan kisah bahwa salah satu mukjizat Nabi Daud as adalah mampu melunakkan besi tanpa menggunakan api.
Gurutta Nursyirwan memaparkan, kisah tersebut telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Umat Nabi Daud as adalah pandai besi pertama di dunia.
Sesuai dengan prinsip NU yakni menerima yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik, menurutnya bahwa Nahdlatul Ulama melalui Lesbumi menjadi garda terdepan dalam melestarikan kearifan tradisi Nusantara.
Baca Juga
Sejak 2010, Singkatan Lesbumi Berubah
“Khususnya budaya panre bessi atau pandai besi di Kabupaten Bone dan mendorong selalu pemerintah daerah dalam mengembangkan daerah Pangadereng ini melalui pendekatan kearifan tradisi," ujarnya saat ngaji budaya Kamis (31/8/2023) yang diadakan Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Ketua PCNU Kabupaten Bone Gurutta Rahmatunnair mengatakan makna sebenarnya dari profesor itu bukan saja mereka yang mempunyai gelar akademik. “Tetapi profesor adalah mereka yang ahli di bidangnya masing-masing,” katanya pada kegiatan yang berlangsung di Aula IAIN Bone.
"Ketika ditanya apa bahasa Bugisnya profesor? Jawabannya adalah panre atau to panrita yakni seseorang yang ahli dalam bidang pengetahuannya secara spesifik. Maka dari itu panre bessi ini adalah profesor dalam hal kearifan tradisi kita meski tanpa menempuh pendidikan formal," jelasnya.
Ketua Lesbumi NU Kabupate Bone, Risno dalam sambutannya mengatakan kegiatan ngaji budaya kali ini selain dalam rangka peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI, juga menjadi ajang untuk melestarikan dan merawat para pemerhati pandai besi di Kabupaten Bone. Menurutnya mereka adalah juga pahlawan karena telah berjasa merawat warisan leluhur sampai hari ini.
"Ngaji ini adalah sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan juga bagi para panre bessi sebab mereka juga adalah pahlawan dari sisi kearifan tradisi di tanah Pangadereng (Bone) ini dan juga sebagai bentuk merawat kelestarian pandai besi di Bone,” ujarnya.
Pihaknya juga mengatakan akan membuat museum panre bessi dengan nama Sao’Rapo agar nantinya karya para pahlawan pandai besi ini bisa terwariskan pada generasi muda kelak.
Kegiatan ngaji budaya ini juga dihadiri oleh Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Ketua Muhammadiyah Kabupaten Bone dan beberapa perwakilan pengrajin panre bessi dari beberapa daerah di Kabupaten Bone.
Kontributor: Jumadi