Malang, NU Online
Sudah empat bulan orang tua Qudsiyah tidak berjualan bakso di madrasah tempatnya belajar. Sebagaimana ditahui, seluruh kegiatan pembelajaran siswa memang harus dilakukan di rumah dengan sistem dalam jaringan (Daring).
Keluarga siswi kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah di Sidoarjo ini tentu mengalami kesulitan. Jangankan membeli kuota internet untuk mengakses pembelajaran Daring, untuk kebutuhan sehari-hari saja keluarganya kesulitan. Bahkan selama ini untuk membayar biaya bulanan ia pun dibantu oleh orang tua dari siswa sekelasnya.
Qudsiyah tidak sendirian. Menurut data Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama Jawa Timur, ada sekitar 1,6 juta siswa yang belajar di 12.137 madrasah atau sekolah Ma'arif NU Jawa Timur (TK/SD/SMP/SMA).
“Sedangkan 15 persen di antaranya atau sekitar 240 ribu siswa adalah anak yatim maupun keluarga dhuafa,” kata H Noor Shodiq Askandar, Jumat (7/8).
Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Timur tersebut menjelaskan bahwa Kementrian Pendidikan RI bersama Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Kementrian Agama RI (Kemenag) telah mengumumkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada tahun ajaran baru 2020-2021 untuk kawasan zona hijau. Sedangkan pada daerah lain harus mengunakan pembelajaran Daring. Sementara Provinsi Jawa Timur sampai hari ini masih menjadi zona merah bahkan angka positif penderita Corona menempati urutan tertinggi di Indonesia.
"Inilah yang menyebabkan beberapa anak didik di lembaga pendidikan LP Ma’arif NU Jatim mengalami keterbatasan biaya pendidikan,” katanya di ruangan Wakil Rektor Universitas Islam Malang. Hal tersebut terjadi akibat semua pembelajaran harus berbasis gadget dan membutuhkan tambahan paket data untuk ketersediaan signal, lanjutnya.
Gandeng NU Care-LAZISNU
Untuk mewujudkan 240 ribu siswa anak yatim atau dhuafa bisa belajar Daring, Gus Shodiq, sapaan akrabnya mengaku akan berkolaborasi dengan NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jawa Timur.
“Kami akan menggandeng NU Care LAZISNU Jawa Timur untuk menggalang dana kepedulian siswa yatim atau dhuafa bisa belajar Daring,” jelasnya.
A Afif Amrullah Ketua NU Care LAZISNU Jatim menyambut baik rencana LP Ma’arif NU ini. Sejumlah terobosan teah dipersiapkan demi menopang ikhtiar baik tersebut. Karenanya dirinya mengajak berbagai kalangan peduli berbagi melalui beasiswa pendidikan untuk kader muda NU di Jawa Timur.
“Cukup dengan Rp50 ribu per bulan atau Rp600 ribu per tahun, sudah menjamin kelancaran pendidikan anak yatim maupun dhuafa yang benar-benar membutuhkan bantuan,” pungkasnya.
Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi