Berkaca pada Gus Dur, Rasa Saling Memiliki dan Menghormati Modal Kekokohan Bangsa
Selasa, 24 Januari 2023 | 11:00 WIB
Pendidikan Toleransi sekaligus mengenang 13 Tahun Wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sabtu (21/1/2023) di Jatinegara Jakarta Timur. (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Sebuah bangsa akan kokoh apabila antarumat beragama yang berbeda-beda dapat saling mengerti dan menghargai satu sama lain dan juga adanya rasa saling memiliki (sense of belonging). Selain itu, umat beragama harus memegang pandangan sebagai saudara satu bangsa demi terciptanya kesatuan dan perdamaian NKRI sebagai rumah bersama.
Demikian poin-poin yang disampaikan Koordinator Rumah Toleransi Indonesia, Zulfikar saat kegiatan Pendidikan Toleransi sekaligus mengenang 13 Tahun Wafatnya KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Sabtu (21/1/2023). Acara diadakan bekerja sama dengan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Jatinegara Jakarta Timur.
Zulfikar mengatakan pandangannya tentang sosok Gus Dur. "Gus Dur adalah tokoh yang tidak pernah lelah memperjuangkan toleransi antar umat beragama bagi Indonesia dan dunia," kata Zulfikar.
Sementara itu, Inayah Wulandari Wahid mengatakan bahwa Gus Dur sudah sudah melakukan, generasi sekarang harus meneruskan.
"Sikap toleransi, menjunjung tinggi perdamaian. Bukan cuma ingat Gus Dur, tapi harus kita bawa sikap-sikap Gus Dur ke dalam hidup kita," kata Inayah.
Pada kesempatan tersebut, para tokoh lintas agama memanjatkan doa kepada Gus Dur dan doa untuk keselamatan Bangsa. Doa disampaikan oleh Ustadz Ahmad Fairus, cicit Guru Marzuki Pendiri NU di DKI Jakarta mewakili Islam, Fransiskus Dwikoco (Katolik), Pendeta Erick (Protestan), dan Gunananda Djajaputra (Budha).
Acara juga diselingi penampilan teater singkat yang menghibur para peserta dengan tema toleransi oleh pelawak Memet dan pegiat toleransi Mohamad Wasroni Banser DKI Jakarta. Sekretaris PCNU Jakarta Timur Gus Syarif Cakhyono dan Habib Salim Jindan turut memberikan sambutan.
Ihya Iqbal selalu ketua panitia yang juga Sekretaris Ranting NU Cipinang Besar Utara sangat mengatakan Presiden Jokowi telah menekankan agar kepala-kepala daerah menjamin kebebasan beragama dan beribadah masyarakat. Jokowi, kata Iqbal, menyampaikan hal itu pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu.
Ketua Patriot Garuda Nasional (PGN) Jatinegara, Tugiman mengatakan aktivitas ibadah adalah persoalan hakiki kebutuhan mendasar manusia. Relasi manusia dengan Tuhan harus berjalan dengan aman.
Baca Juga
Tiga Tokoh yang Dihormati Gus Dur
"Hal tersebut sejalan dengan amanat konstitusi kita yaitu UUD 45 pasal 29 ayat 2, yang berbunyi 'Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan itu," kata Tugiman.
"Ke depan perlu ada sanksi tegas bagi kepala daerah yang tidak memberikan perlindungan terhadap aktivitas ibadah umat beragama," tutup Tugiman.
Editor: Kendi Setiawan