Dua anggota Banser Lumajang Jawa Timur tengah menaiki atap rumah yang roboh akibat gempa. (Foto: NU Online/Rudy)
Lumajang, NU Online
Gampa bumi yang terjadi Sabtu (10/4) sore yang berpusat di Kabupaten Malang, sempat mengguncang sejumlah daerah di Jawa Timur. Walaupun hanya sebentar, namun hentakan gempa tersebut cukup besar dan membuat panik warga. Di Lumajang, guncangan gempa berkekuatan magnitudo 6,7 itu cukup dahsyat. Salah satu titik yang cukup parah terdampak gempa adalah Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
“Di tempat yang kami kunjungi ini, ada 6 rumah dan bangunan rusak, atapnya roboh, bahkan ada yang temboknya juga roboh,” ujar Wakil Kepala Satuan Koordinator Cabang (Wakasatkorcab) Banser Lumajang, Rudy Hartono di sela-sela membantu korban gempa di Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Sabtu (10/4) sore.
Menurut Rudy, sapaan akrabnya, begitu gempa usai pihaknya langsung mendatangi lokasi setelah mendapat informasi dari temannya. Kebetulan, saat ini Gerakan Pemuda Ansor Lumajang tengah menggelar Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) di Kecamatan Pronojiwo. Tanpa berpikir panjang, Rudy dan sejumlah anggota Banser langsung meluncur ke lokasi korban gempa.
“Rumah-rumah yang kena gempa, cukup parah. Sebisa mungkin kami bantu apa yang bisa kami lakukan, misalnya memasang terpal bagi rumah yang tidak terlalu parah atapnya yang roboh, karena rumahnya masih mau ditempati,” tambahnya.
Selain itu, tim Banser juga melakukan identifikasi rumah yang rusak berikut pemiliknya. Data tersebut akan dijadikan rujukan untuk menentukan langkah (bantuan) berikutnya. Sebab, korban gempa cukup susah, karena harus memperbaiki atap rumah dan sebagainya.
“Kami akan datang lagi (ke korban) untuk memberi bantuan dalam bentuk lain,” terangnya.
Selain merobohkan sejumlah rumah, gempa di Lumajang juga menelan 3 korban jiwa. Menurut Rudy, salah satu dari tiga korban itu, tewas lantaran tertimpa tembok rumahnya yang roboh akibat goncangan gempa. Satunya lagi, tertimpa longsor di lokasi piket nol.
“Istrinya yang kena gempa itu katanya kritis,” ungkap Rudy
Rudy mengimbau agar masyarakat tenang, tidak resah, dan tidak mempunyai pikiran bahwa gempa akan datang lagi. Sebab, resah tidak menyelesaikan masalah. Yang penting adalah hati-hati dan berdoa kepada Allah agar Lumajang dijauhkan dari bencana.
Pewarta: Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin