Daerah

Budidaya Maggot, Langkah Nyata Ansor Pamekasan Dorong Pertanian Berkelanjutan

Senin, 5 April 2021 | 23:30 WIB

Budidaya Maggot, Langkah Nyata Ansor Pamekasan Dorong Pertanian Berkelanjutan

Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pamekasan, Syafiuddin, saat memberikan sambutan dalam workshop Membangun Pertanian Berkelanjutan di Desa Kertagena Daya, Kecamatan Kadur, Pamekasan, Senin (4/5). (Foto: NU Online/Anam)

Pamekasan, NU Online
Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur  terus bergerak menuju kemandirian. Para pengurus cabang hingga kader di tingkat bawah terus didorong untuk tidak bergantung pada orang lain. Salah satunya dengan mengupayakan adanya pertanian secara berkelanjutan.


Demikian ditegaskan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pamekasan, Syafiuddin, saat memberikan sambutan dalam workshop Membangun Pertanian Berkelanjutan di Desa Kertagena Daya, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Senin (4/5). Kegiatan tersebut mengangkat tema Budidaya BSF, Mewujudkan Pertanian Berkalanjutan.


“Larva lalat Black Soldier Fly (BSF) saat ini cukup dibutuhkan oleh petani, utamanya dalam menjadikannya sebagai bahan baku alternatif untuk pembuatan pakan ikan. Biayanya murah. Hasilnya bisa melimpah,” tegas Syafiuddin.


Wakil Ketua DPRD Pamekasan tersebut menambahkan, budidaya BSF tidak hanya bermanfaat buat pakan ikan. Tapi, juga berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Sejauh ini, dalam pantauannya, sampah organik yang banyak diproduksi oleh rumah tangga, belum sepenuhnya terolah dengan baik.


“Nyaris hanya menjadi sampah terbuang, mencemari lingkungan hidup. Padahal, sampah organik bisa diolah menjadi Maggot. Sampah tersebut akan menghilang. Secara bersamaan, akan menjadi makanan untuk ikan. Pahala berlipat, keuntungan juga melahirkan banyak manfaat,” tegas alumnus Universitas Islam Madura tersebut.


Untuk itu, Syafiuddin mendorong kepada para pengurus dan kader GP Ansor untuk mengesampingkan gengsi. Tantangan mereka sebagai pemuda milenial, tegas Syafiuddin, ialah memberantas gengsi dan rasa malas.


“Kita buktikan kepada publik bahwa pemuda milenial yang gabung Ansor tidak gengsian, tidak pula pemalas. Kita tunjukkan diri kita bisa menebar manfaat dan dapat mandiri secara ekonomi. Budidaya BSF menjadi salah satu jalan masuk untuk kemandirian berkelanjutan,” lanjutnya.


Pihaknya juga menekankan kepada para pengurus dan kader GP Ansor agar tidak menyia-nyiakan peluang bisnis. Budidaya BSF merupakan peluang bisnis yang sejauh ini belum dilirik secara serius oleh banyak kalangan. Di Madura, pembudidaya BSF bisa dihitung dengan jari. Peluang tersebut harus ditangkap secara cepat. Bila tidak, kader GP Ansor akan ketinggalan secara perekonomian.


“Ketika peluang di depan mata sudah kita abaikan, maka kemandirian hanya akan menjadi retorika yang hampa makna. Kita harus optimis mengambil peluang yang ada,” tukasnya.


Sementara itu, Ketua GP Ansor Kadur, Fathorrahman menyatakan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu suksesnya workshop tersebut. Ia juga menegaskan bahwa  dorongan kemandirian yang sejauh ini digelorakan oleh Ketua PC GP Ansor Pamekasan akan dijadikan pelecut dalam mewujudkan program kerja yang sudah dicanangkan.


“Kemandirian ekonomi menjadi salah satu program prioritas GP Ansor Kadur. Itu komitmen saya sejak kali pertama dilantik. Kami siap bergandengan tangan dengan berbagai pihak. Sebab, saya yakin, semuanya punya tekad yang sama dalam hal kemandirian ekonomi. Para pemuda yang tergabung di GP Ansor sudah banyak yang menyadari hal itu,” ungkapnya.


Untuk hal itu, Fathorrahman mengajak seluruh pengurus dan kader GP Ansor di bawah naungannya agar tidak sekadar ikut workshop BSF, tapi mengaplikasikan semua ilmu yang sudah diperoleh di dalamnya.


Pewarta: Hairul Anam
Editor: Aryudi A Razaq