Solo, NU Online
Komunitas Gusdurian Solo, Jawa Tengah kembali menyalurkan bantuan kepada warga Mojosongo, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (18/12).
Bantuan kemanusiaan ‘Covid-19 Solidarity Response’ dalam bentuk sembako ini merupakan hasil kerja sama Gusdurian Solo bersama Civil Society Against Violent Extremism (C-SAVE) dan Tim Desa Program Sistem Deteksi dan Penanganan Dini (SITI) di Mojosongo.
Koordinator Komunitas Gusdurian Solo Ajie Najmuddin menerangkan, selain Mojosongo, di wilayah Solo dan Sukoharjo, bantuan nantinya akan dibagikan juga ke 3 (tiga) kelurahan lain yang merupakan dampingan dari Gusdurian Solo dalam program SITI.
“Ketiga daerah selain Mojosongo, yakni di Jebres Surakarta, kemudian Kartasura dan Ngadirejo Sukoharjo. Ada 200 paket yang kita salurkan dari donatur,” ungkapnya.
Dalam rilis yang diterima NU Online, Jumat (18/12) Ajie menjelaskan, meski secara fokus program SITI ini berkaitan dengan upaya deteksi dan penanganan dini terhadap radikalisme dan ekstrimisme, namun juga ikut menggerakkan kepada para pegiatnya untuk ikut peduli, khususnya kepada mereka yang terdampak secara ekonomi di masa pandemi ini.
“Bantuan yang sederhana dari kami ini semoga dapat bermanfaat untuk warga,” terang Ajie.
Sebelumnya, melalui program Gusdurian Peduli, Komunitas Gusdurian Solo juga telah menyalurkan ratusan paket bantuan Sembako dan Alat Pelindung Diri (APD) kepada warga di Solo dan sekitarnya.
Sementara itu, dalam prosesi penyerahan bantuan secara simbolis kepada warga di Pendhapa Kelurahan Mojosongo, Selasa (15/12) malam, Lurah Mojosongo Winarto menyampaikan apresiasi atas bantuan ini.
“Terima kasih kepada Gusdurian Solo dan C-SAVE, atas bantuan kepada warga kami dan program SITI yang sudah berjalan di Mojosongo. Semoga dapat menambah jalinan kerjasama untuk semua,” ungkap Winarto.
Ditambahkan, program deteksi dan penanganan dini yang diselenggarakan Gusdurian Solo dan C-SAVE di Mojosongo ini diharapkan juga dapat meningkatkan kewaspadaan warganya terhadap gerakan atau kelompok ekstremisme.
“Melalui program SITI ini, warga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya deteksi dan penanganan dini terhadap gerakan-gerakan radikalisme dan ekstremisme. Kasus kekerasan yang masih terjadi di Kota Surakarta, menunjukkan kelompok intoleransi ini masih ada dan perlu kita lawan bersama,” tegasnya.
Editor: Abdul Muiz