Gresik, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Bawean menggelar kegiatan halal bihalal dan dialog kebangsaan bertema NU dan Penguatan Nasionalisme di Aula PCNU Bawean, Pulau Bawean, Gresik, Selasa (25/5) malam. Selain untuk mempererat tali silaturrahim, kegiatan ini juga untuk memperkuat rasa nasionalisme di kalangan anak muda Bawean.
Acara tersebut menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak Yogayakarta, KH Hilmy Muhammad atau yang biasa dipanggil Gus Hilmy. Cucu KH Ali Maksum ini mengingatkan tugas warga Nahdliyin yang sudah dilakukan sejak dulu.
"Tugas kita adalah tugas keagamaan, mengurus pondok, mengurus keagamaan masyarakat, dan ngurus amar ma’ruf nahi munkar dalam dakwah. Dan ini menjadi darah daging kita," ujar Wakil Rais Syuriyah PWNU Yogyakarta ini.
Selain itu, menurut dia, warga NU juga memiliki tugas kebangsaan. Gus Hilmy mengatakan, tugas kebangsaan warga NU sebagai rakyat adalah mengawasi pemerintah dan harus diingatkan jika melenceng dari sesuatu yang telah disepakati.
"Jadi tugas saling mengingatkan itu berlaku bagi semuanya. Bukan hanya penguasa, tapi juga rakyat," ucapnya.
Dia pun menegaskan bahwa NU sejak dulu memiliki tanggung jawab untuk menjaga NKRI. Karena itu, menurut dia, warga NU Bawean harus bisa mengisi negeri ini sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
"Kalau NU ditanya tentang sikap kebangsaan kita, kita tidak akan berpikir panjang bahwa NKRI harga mati," kata anggota DPD RI ini.
Acara tersebut dihadiri para kiai Bawean. Di antaranya, Mustasyar PCNU Bawean KHR Abdul Aziz Ismail, Ketua PCNU Bawean KH Fauzi Rauf, Ketua JATMAN PCNU Bawean Kiai Ahmad Fathoni, dan Pengasuh Pondok Pesantren Hasan Jufri KH Ali Azhar.
Selain itu hadir juga para aktivis muda NU Bawean, baik dari GP Ansor, PMII, Fatayat NU, juga IPNU, dan IPPNU.
Dalam acara tersebut Gus Hilmy banyak menyampaikan situasi kebangsaan terkini. Ketua PCNU Bawean, KH Fauzi Rauf berharap Gus Hilmy datang lagi ke Pulau Bawean untuk memberikan pencerahan kepada kaum muda Bawean. Apalagi, menurut dia, tantangan di era digital ini semakin berat.
"Selamat datang di Pulau Bawean untuk pertama kali. Mudah-mudahan bukan yang terakhir kali," jelas Kiai Fauzi.
Kontributor: Iddin Bawean
Editor: Fathoni Ahmad