Jayapura, NU Online
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Papua menyelenggarakan Haul ke-18 H Sofyan Wanggai, Senin (26/4) di Mushala Padepokan ABG-Pertapa (Anak Buah Gus Dur-Persaudaraan Tanah Papua). H Sofyan Wanggai adalah ayahanda dari Ketua PWNU Papua KH. Toni Wanggai,
Menurut H Toni Wanggai, haul tersebut bertepatan dengan tanggal 15 Ramadan (Nifsu Ramadlan), juga bersamaan dengan peresmian penggunaan Mushala Padepokan ABG Pertapa dan dihadiri oleh Habib Alwi bin Ahmad Shahab.
"Padahal tiga momen istimewa tersebut tidak pernah direncanakan untuk dapat diselenggarakan dalam satu waktu," kata Kiai Toni.
Dengan berdirinya mushala Padepokan ABG Pertapa, lanjut Kiai Toni Wanggai, diharapkan akan menjadi pusat pergerakan dan pemikiran kegiatan sosial dan keagamaan serta spiritual bagi NU Papua. "Sekaligus tower yang memancarkan gelombang kasih sayang dalam perspektif kemanusiaan," ujarnya.
Beberapa program pun telah diagendakan, di antaranya pembangunan Gus Dur Center atau Rumah Gus Dur atau Obhe Gus Dur. Obhe artinya rumah adat dalam bahasa Sentani. Rumah Gus Dur ini terletak di Kampung Harapan, dekat Stadion Lukas Enembe Sentani, Kapupaten Jayapura. Rencana pembangunan rumah tersebut telah dikoordinasikan bersama Mbak Alissa Wahid, Seknas Jaringan Gusdurian.
Koordinias pun telah dilakukan dengan PBNU, serta masuk dalam Program Percepatan Pembangunan Papua yang dinahkodai oleh Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Ami. Pembangunan direncanakan mulai tahun 2022 dengan anggaran senilai 33 miliar rupiah.
Menurut Kiai Toni, istilah ABG Pertapa ini diambil karena NU Papua dan seluruh masyarakat di Tanah Papua melihat sosok Gus Dur sebagai tokoh panutan, menghilangkan sekat, menembus batas sehingga beliau dapat diterima oleh semua pihak di Papua.
"Jasa-jasa Gus Dur bagi Papua antara lain telah mengubah nama Provinsi dari Irian Jaya menjadi Papua, memberikan otonomi khusus bagi Papua melalui UU No.21 tahun 2001, membela hak-hak dasar dan kemanusiaan orang Papua, dan menegakkan keadilan di Tanah Papua sehingga berkat semua kebaikan itu. Beliau mendapat gelar Anak Adat Papua," imbuh Kiai Toni.
"Semua ini terlaksana berkat ridla Allah SWT, melalui nasihat, doa para sesepuh dan guru-guru kami serta support dan sinergi semua simpul-simpul NU Papua," ungkapnya.
Sebagai rangkaian acara haul diisi dengan Khotmil Qur’an oleh KH Muhammad Ansori Al Hafidz dan Kiai Ilyas Al Hafidz. Dilanjutkan dengan buka puasa bersama, shalat Maghrib dan Isya serta Tarawih berjamaah, pembacaan tahlil oleh KH Mansyur Al Kaff, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Anwar Komba, Sentani.
Habib Alwi bin Ahmad Shahab mengatakan betapa indah dan menyenangkan mendapat kiriman pahala dari anak-anak shaleh dan shalehah. Boleh jadi sama seperti yang rasakan oleh H. Sofyan Wanggai saat ini ketika anak-anaknya hari itu banyak melakukan kebaikan mulai dari sedekah makanan sampai khataman qur’an yang semua pahala diniatkan untuk ayahanda tercinta.
Perlahan-lahan air matapun para hadirin pun mulai berderai seiring ilmu yang terus mengalir dari untaian kata dan kalimat bijak inspiratif Habib Alwi. Habib juga mengisahkan betapa Rasulullah sangat memperhatikan secara khusus siapa-siapa yang meneruskan dakwah ilallah pada tempat-tempat umat membutuhkan dakwah tersebut.
Kemudian ia melanjutkan kisah tentang orang-orang yang mencari kesuksesan, tidak lain dan tidak bukan adalah menggapai ridha Allah SWT. "Kunci tersebut adalah menggunakan segala daya dan upayanya untuk mendekatkan diri kepada Allah," ungkapnya.
Dikatakan, KH M Hasyim Asy’ari mendirikan NU dengan tujuan agar dapat saling mengetahui satu sama lain.
Kontributor: Joko Prayitno
Editor: Kendi Setiawan