Daerah

Imbas Politik, Nahdliyin Kehilangan Pekerjaan

Selasa, 22 Januari 2013 | 08:08 WIB

Pamekasan, NU Online
Baru saja, Kabupaten Pamekasan melangsungkan pemilihan kepala daerah 2013-2018. Tepatnya tanggal 9 Januari 2013 lalu. Pemilukada ini berlangsung aman, lancar, dan tanpa diwarnai bentrok antarwarga.
<>
Namun, pesta politik tersebut memakan 'korban' puluhan nahdliyin yang berdomisili di daerah Kecamatan Kadur. Mereka yang bekerja di perusahaan rokok setempat, karena pilihannya berseberangan dengan direktur perusahaan rokok tersebut, warga Nahdliyin dicopot dari pekerjaannya.

Sefti, 19, salah satu korban, menyatakan cukup sedih atas nasib dirinya. Dia cukup menyayangkan sikap direkturnya karena tidak mengindahkan nilai-nilai demokrasi yang oleh NU telah diakui keberadaannya.

Minhadji Ahmad, aktivis PC IPNU Pamekasan, menyayangkan kenyataan tersebut. Direktur Institute for Democracy and Social Analysis (IDEAS) ini, menilai bahwa sikap direktur rokok lokal tersebut patut disayangkan. 

"Di samping telah menciderai kesucian demokrasi, ia juga telah merampas hak warga nahdliyin untuk melangsungkan hidupnya melalui pekerjaan yang telah lama digelutinya," tegas Minhadji Ahmad.

Saat ini, pencopotan puluhan Nahdliyin tersebut menjadi buah bibir di kalangan tokoh di Pamekasan. Nyaris semuanya menilai, sikap direktur rokok tersebut terbilang sebagai keputus-asaan dalam meneguhkan pilar demokrasi dan martabat perekonomian.

Sementara itu, Muhawi, tokoh setempat, agak berbeda pandangan. Menurutnya, pencopotan di atas adalah suatu kewajaran.

"Memang momennya kurang tepat. Karena dilangsungkan dalam suasana politik, akibatnya terhembus pembicaraan bahwa pencopotan itu dilatarbelakangi oleh kepentingan politik," tegasnya.

Untuk diketahui, para warga nahdliyin yang dicopot pekerjaannya, diketahui berbeda pilihan dengan sang direktur rokok. Saat diketahui, sang direkturpun naik pitam dan melakukan kebijakan sepihak dengan melakukan pemecatan.

Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontributor : Hairul Anam


Terkait