Daerah

Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban

Ahad, 1 Desember 2024 | 21:49 WIB

Kronologi Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban

Eko Hadi Susanto (kanan) guru madin di Jepara korban penembakan anak kiai. (Foto: istimewa)

Jepara, NU Online
Korban penembakan di Jepara Jawa Tengah, Eko Hadi Susanto mengaku tak mengetahui penyebab ia ditembak oleh seorang anak kiai dari Pesantren Hadziqiyyah yang beralamat di Dukuh Penggung, Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara, Jawa Tengah. Berita ini ditulis berdasarkan versi korban.

 

Waktu itu Senin (25/11/2024), ia hendak menjemput pulang anaknya di sekolah dan menambal ban motornya. Namun ketika sampai perempatan Kepel, ia yang mengemudikan motor dari arah utara tiba-tiba diserempet oleh mobil sedan hitam yang dikendarai pelaku dari arah selatan. 


"Terus saya berhenti dengan tujuan ingin tahu siapa yang menyerempet saya. Lalu mobil itu berhenti kemudian yang punya keluar ternyata Pak Riza atau Gus Riza, sambil maki-maki saya, sambil ngomongin yang enggak enak (dan) jelek-jelekin saya," jelas Eko saat diwawancarai NU Online di kediamannya di Dukuh Kepel, Desa Buaran, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Ahad (1/12/2024). 

 

Eko menuturkan, setelah ia tahu bahwa orang yang menyerempetnya adalah Riza, seorang anak kiai, ia memilih pergi dan tidak meladeni makian Riza. Setelah itu, ternyata Riza mengikutinya dengan mobilnya dari belakang. Riza pun memepet motor korban hingga ia terjatuh. Lalu ia keluar dari mobil sambil marah-marah dan memaki sembari mengambil pistol di mobilnya dan menodongkannya ke arah korban. 

 

Korban pun bingung mengapa pelaku memperlakukannya seperti itu. "Gus, amit sewu (mohon maaf), kesalahan saya apa? Tolong sampeyan jelaskan. Kalau saya salah, detik ini saya akan meminta maaf. Tapi kalau tidak salah tujuan sampeyan apa?" katanya menirukan percakapannya dengan pelaku saat itu. 


Namun, pelaku tetap marah dan memaki-maki. Setelah korban menjelaskan bahwa ia tidak ingin memperpanjang urusan dan menyatakan tujuannya hendak menjemput anaknya, justru pelaku tidak peduli dan menembak korban dua kali dengan pistol.

 

"Terus akhirnya saya ditembak dua kali pakai pistol. Terus motor yang sudah saya berdirikan, diambrukkan lagi. Terus dia bilang, 'Ta bakar motormu, ta bakar rumahmu awas saya ambil pistol lagi," kisah pria yang sehari-hari menjadi guru madrasah diniyah ini.

 

Lalu Eko menambalkan ban motornya, dan pulang jalan kaki. Ia kemudian ambil motor lainnya dari rumah dan bergegas menuju madrasah anaknya. Setelah pulang ia berniat pergi ke madrasah untuk mengajar, sekaligus mengambil motornya. 


Ketika sampai di perempatan Kepel, ia melihat ada keramaian, terutama di bengkel tempat ia menambalkan ban motornya. Ternyata motornya dibakar. Setelah itu, ia menuju PKU Muhammadiyah Mayong untuk visum dan melaporkan kejadian ke Polsek Mayong.


Eko merasa heran mengapa pelaku memperlakukannya seperti itu, padahal ia mengaku tidak punya masalah pribadi. "Waktu itu saya minta penjelasan tapi tidak dikasih penjelasan. (Dia) Malah memaki dan marah-marah, " tuturnya. 

 

Ia mengaku telah mengenal sosok pelaku dan ia merupakan seorang warga dari tetangga desa. Saat ditanya kondisinya terkini, ia mengatakan merasa lebih baik, namun saat ia makan akan terasa mual dan sering mengeluarkan keringat dingin. 

 

"Secara psikologi saya masih merasa ketakutan. Saya tidak ingin kejadian seperti ini menimpa saya. Apalagi ada pengancaman bakar motor (dan) bakar rumah," ujarnya.

 

Ia berharap ada keadilan hukum untuk dirinya dan pelaku. Saat ditanyai soal ganti rugi, korban tidak berharap ganti rugi apa pun. "Tidak ada kepikiran sampai di situ, yang penting perkara ini diusut tuntas secara hukum," paparnya.

 

===============================

Keberatan pihak Pesantren Balekambang


Yth. Redaksi NU Online


Dengan hormat, kami keberatan dengan pencantuman nama Pesantren Al-Hadziqiyyah BALEKAMBANG dalam berita berjudul Kronologi "Penembakan terhadap Guru Madin di Jepara Versi Korban" yang ditulis oleh Kontributor NU Online Ahmad Solkan dan Editor Kendi Setiawan.


Sebagai info, Pesantren Balekambang adalah Pesantren Raudlatul Mubtadiin. Sedangkan Pesantren Al-Hadiqiyyah beralamat di blok Ngelarangan, Dukuh Penggung, Gemiring Lor, Nalumsari, Jepara. Dua pesantren tersebut berbeda yayasan, beda pesantren, dan beda kiai pengasuh.


Al-Hadziqiyyah bukan bagian dari Pesantren Balekambang. Demikian harap menjadi masukan dan catatan. Agar tidak ada kesalahan di kemudian hari.


Sebagai pihak yang merasa sudah dirugikan oleh berita tersebut di atas. Kami mohon, NU Online meralat dengan alamat lengkap Pesantren Al-Hadziqiyah di atas.


=====================


Permohonan Maaf Redaksi


Semua berita yang tayang merupakan tanggung jawab redaksi. NU Online mengakui kekeliruan karena menulis Pesantren Al-Hadziqiyyah Balekambang, seharusnya Pesantren Al-Hadziqiyyah Penggung, Gemiring Lor, Nalumsari. Kami meminta maaf kepada pihak Pesantren Balekambang yang merasa dirugikan atas kekeliruan tersebut, juga kepada para pembaca NU Online. Mekanisme internal sudah dilakukan untuk memperbaiki kekeliruan tersebut.