Daerah

Mengapa Harus Bangga Menjadi Guru Madrasah?

Rabu, 18 Maret 2020 | 06:30 WIB

Mengapa Harus Bangga Menjadi Guru Madrasah?

H Khusrin, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Selatan. (Foto: NU Online/Faizin)

Palembang, NU Online
Menjadi tenaga pendidik atau guru merupakan profesi luhur. Segala aktivitas dalam pengajaran akan penuh keberkahan jika didasari dengan keikhlasan dan niat yang benar. Hasil dari profesi guru bukan hanya bermanfaat dalam kehidupan dunia, namun akan mengalir sampai guru tersebut meninggal dunia.
 
Inilah di antaranya yang harus menjadi motivasi khususnya bagi guru madrasah yang memiliki porsi pelajaran agama lebih dari sekolah umum. Dengan hal ini, posisi guru khususnya di madrasah memiliki empat kebanggaan dalam menjalankan tugasnya.
 
"Kenapa bangga menjadi guru madrasah? Pertama, guru itu seorang mujahid. Jihad bukan hanya berperang di jalan Allah. Tugas mentransfer ilmu pengetahuan berbagai bidang keilmuan juga mujahid. Tapi harus ikhlas," kata H Khusrin, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Selatan, Rabu (18/3).
 
Menjalankan profesi ini, guru haruslah menata niat baik karena segala pekerjaan didasari oleh niat. Niat baik maka akan menghasilkan hal baik. Sebaliknya, niat salah juga akan mendatangkan hal yang tidak baik.
 
"Innamal a'malu bin niat, setiap pekerjaan didasari oleh niat," katanya mengutip hadits Rasulullah SAW kepada para guru madrasah di Balai Diklat Keagamaan, Palembang.
 
Yang kedua, guru adalah seorang mujaddid (pembaharu). Guru selalu memperbaharui kemampuan diri sendiri dan memperbaharui berbagai sistem pendidikan mulai dari pengajaran, kurikulum, evaluasi, dan sejenisnya. Dengan pembaharuan ini seorang guru akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas.
 
"Ketiga, guru yang ikhlas akan syahid ketika wafat. Ini karena aktivitas dan perjuangannya bernilai ibadah," jelasnya.
 
Kebanggaan menjadi guru madrasah yang keempat adalah mendapatkan amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir sampai ia meninggal. Ilmu merupakan amal jariyah yang ditegaskan dalam hadits nabi bahwa ada tiga hal yang akan terus mengalir pahalanya sampai seseorang meninggal.
 
"Jika anak Adam meninggal dunia maka terputus semua pahala amal ibadahnya kecuali tiga perkara yakni sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan orang tuanya," katanya sesuai hadits nabi SAW.
 
Oleh karenanya, ia mengajak kepada guru madrasah untuk menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan bangga menjadi guru di tengah tantangan pendidikan di abad 21 ini. Guru madrasah harus memiliki moralitas tinggi karena selalu menjadi sosok yang selalu ditokohkan dan menjadi suri tauladan.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin