Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember, KH Zainil Ghulam (baju putih) berfoto bersama panitia Ngaji Jurnalistik
Jember, NU Online
Ketua PCNU Kencong, Kabupaten Jember, KH Zainil Ghulam menegaskan pentingnya santri menguasai literasi media. Sebab, serangan-serangan untuk memperlemah posisi NU justru bertiup kencang melalui media sosial. Sehingga perlu disiapkan santri yang mempunyai kemampuan memadai di bidang literasi.
“Sekarang eranya medsos (media sosial), eranya online, mau tidak mau kita harus paham itu untuk mengantisipasi gerakan yang berusaha memperlemah NU,” tukasnya kepada NU Online di sela-sela pembukaan Ngaji Jurnalistik di Gedung SMK Darul Muqomah, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (5/10).
Menurut Gus Ghulam, sapaan akrabnya, serangan untuk menggempur NU ada dua model. Yaitu serangan langsung dengan terus-terang menuding amalan-amalan NU telah menyimpang dari Al-Qur’an dan Hadits. Mereka menuduh amalan NU bid’ah, haram dan sebagainya. Katanya, kelompok seperti itu biasanya tidak berani berhadapan dengan NU untuk adu argumen. Mereka hanya lempar batu sembuyi tangan.
“Tidak pernah berani untuk dialog. Diundang juga tidak mau. Bukan untuk apa, tapi biar masyarakat juga paham bahwa tuduhan menyesatkan,” terangnya.
Kedua, serangan tidak langsung. Yaitu mereka membuat narasi-narasi umum bahwa semua amalan dan ibadah harus bersumber dari Al-Quran dn Hadits. Sebab keduanya merupakan sumber hukum yang wajib ditaati. Sehingga ibadah dan amalan apapun yang tidak menyandarkan dalilnya kepada Al-Qur’an dan Hadits, otomatis tidak benar dan tidak perlu diikuti.
“Mereka mengistilahkan, ‘kalau ada Al-Qur’an dan Hadits kenapa pakai sumber yang lain’. Jadi secara tidak langsung mereka sudah menyerang NU yang menurut mereka selalu menjadikan ulama dan kitab kuning sebagai rujukan. Mereka lupa bahwa ulama, panduannya juga Al-Qur’an dan Hadits,” terangnya.
Di luar itu, lanjutnya, kelompok lain juga ada yang memanfaatkan media sosial utuk persemaian bibit-bibit radikal. Mereka membuat narasi yang seolah-olah Indonesia tak pernah aman dan makmur tanpa menerapkan kepemimpinan khilafah. Mereka menganggap haram dan ilegal pemerintahan Indonesia saat ini. Padahal pada saat yang sama, mereka tidur dan makan di bumi Indonesia.
“Mereka tidak menyerang NU, tapi meresahkan NU dan bangsa Indonesia,” ungkapanya.
Karena itu, untuk mengimbangi serangan tersebut diperlukan SDM (sumber daya manusia) NU yang tidak hanya mengerti soal jurnalsitik tapi juga paham soal dalil-dalil dan argementasi amaliah NU.
“Soal itu akan kita persiapkan secara bertahap. Tapi yang penting dulu adalah kita punya SDM yang paham literasi dulu,” terangnya.
Ngaji Jurnalistik yang mengusung tema ‘Mencetak Generasi Milenial Melek Digital’ tersebut diselenggarakan oleh PC Lakpesdam NU dan PC LTN NU Kencong, dan diikuti oleh 40 peserta yang merupakan delegasi dari lembaga-lembaga di bawah naungan PCNU Kencong.
Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi