Daerah

NU Kencong Cegah Generasi Milineal Terpapar Paham Radikal

Kamis, 4 Juli 2019 | 02:30 WIB

Jember, NU Online
Jajaran Pengurus Nahdlatul Ulama (PCNU) Kencong, Jember periode 2019-2024 resmi dilantik oleh Ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mstamar, Rabu (3/7). Untuk lima tahun kedepan, organisasi warga nahdliyin ini dinakhodai duet ulama muda, Kiai Achmad Laiq Athoillah (Rais Syuriah) Kiai Zainil Ghulam (Ketua Tanfidziyah). Kepemimpinan baru ini juga mengusung semangat baru.

Usai pelantikan yang berlangsung di gedung PCNU Kencong tersebut, Gus Ghulam, sapaan Kiai Zainil Ghulam,  menegaskan pihaknya bakal menyusun program kerja selama lima tahun mendatang. Dari 21 lembaga yang ada di PCNU Kencong, ada sejumlah program yang menjadi prioritas. Diantaranya adalah pemberdayaan petani menggunakan sistem organik, Pelatihan Kader Penggerak NU (PKPNU), dan membuat konten dakwah kreatif untuk mengawal generasi milineal agar tak terapapar paham radikal.

“Targetnya untuk membentengi generasi muda dari paparan paham radikal,” katanya.

Menurut dia, merebaknya paham Islam radikal melalui unit kegiatan siswa kerohanian di sekolah-sekolah harus segera direspon oleh NU. Sebab, jika terus dibiarkan, dikhawatirkan cara berpikir generasi muda Islam tak lagi moderat, bahkan mudah mengafirkan kelompok lain yang berbeda pandangan.

“Makanya, harus ada strategi dakwah yang lebih kekinian, sehingga bisa diterima oleh mereka,” lanjutnya..

Untuk itu, tambah Gus Ghulam, pihaknya bakal menggerakkan seluruh elemen organisasi. Mulai dari lembaga dan badan otonom (Banom) NU yang berhubungan dengan dakwah, pendidikan, dan generasi muda. Diantaranya adalah Lembaga Dakwah NU, Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, Lembaga Ta’lif wan Nasr NU, Lembaga Takmir Masjid NU, Ikatan Pelajar NU (IPNU), maupun Ikatan Pelajar Puteri NU (IPPNU).

“Segala potensi yang ada di lembaga dan banom ini akan dimaksimalkan guna menangkal masuknya paham radikal pada generasi milenial,” jelasnya.

Di sisi lain, program kerja yang diusung oleh PCNU Kencong juga peduli terhadap pemberdayaan petani. Sebab, jamaah organisasi Islam terbesar di Indonesia ini mayoritas adalah petani. Apalagi, kondisi pertanian di wilayah PCNU Kencong sangat potensial. Tinggal membuat sentuhan program agar produksi para petani memiliki nilai tambah dalam mengelola sawahnya.

“Semua program kerja yang disusun dan dibahas di forum konferensi  merupakan amanah PCNU Kencong yang harus diperhatikan. Rekomendasi itu kemudian disinkronkan dengan rumusan program yang dibahas di masing-masing lembaga,” urainya.

Alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo itupun berharap, semua program berjalan dengan baik, termasuk pemberdayaan umat. Sehingga kiprah NU tak hanya dikenal sebagai organisasi dakwah dan pendidikan Islam moderat, namun juga menaruh perhatian terhadap pemberdayaan umat.

“Hasil raker ini akan diplenokan untuk disepakati bersama. Selanjutnya menjadi landasan dalam melakukan kegiatan,” jelasnya. (Aryudi AR)