Daerah

NU Banyuwangi Sebut Nilai-nilai Keaswajaan Harus Diinternalisasi Nahdliyin

Sabtu, 17 April 2021 | 05:00 WIB

NU Banyuwangi Sebut Nilai-nilai Keaswajaan Harus Diinternalisasi Nahdliyin

Para pengurus MWCNU Banyuwangi dan warga Nahdliyin dalam Safari Ramadhan 1442 H. (Foto: NU Online/Sholeh)

Banyuwangi, NU Online 
Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Banyuwangi kembali menggelar Safari Ramadhan di tahun 1442 H. Acara ini digelar perdana di Masjid Baitur Ridwan Kelurahan Kampungmelayu, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (16/4) malam.


Katib Syuriyah MWCNU Banyuwangi Ahmad Sakur Isnaini menyampaikan, nilai-nilai keaswajaan yang diajarkan dan telah menjadi pedoman hidup organisasi NU tidak hanya penting disampaikan kepada jamaah.


"Lebih dari itu, pedoman-pedoman tersebut harus diinternalisasi di tengah kehidupan masyarakat sehari-hari dengan penyesuaian ritme dan tipologi masyarakat. Apalagi kecamatan kota notabene wilayah yang berada di jantung kabupaten," ungkap Ustadz Sakur.


Dia melanjutkan, pandangan dakwah perlu disesuaikan dengan konteksnya, karena tiap wilayah memiliki karakteristik dan kultur masing-masing.


"Apalagi kultur masyarakat perkotaan sangat mobile dan dinamis. Di sinilah tugas bersama pemahaman keagamaan Aswaja harus menemukan relevansi di tengah derasnya arus pemahaman yang beragam. Jangan sampai semakin hari dakwahnya semakin redup dan tidak menarik," tegas Ustadz Sakur.


Eksistensi kuantitas jamaah
Senada hal itu, Wakil Ketua MWCNU Kecamatan Banyuwangi Nur Hapipi mengatakan, urgensi eksistensi kuantitas jamaah NU harus diimbangi dengan kualitasnya yang proporsional.


Dia menjelaskan, langkahnya bisa diawali dengan kekuatan manajemen pola dan formula strategi organisasi. Semuanya harus berjalan sesuai dengan roadmap yang telah ditetapkan program kerja.


“Seluruh entitas jamaah perlu dikelola secara serius dengan keberagaman dan keahlian masing-masing di dalamnya. Baik secara disiplin ilmu kesehatan, perekonomian, ahli strategi, sampai pada peranan teknis,” ungkap Hapipi sapaan karibnya.


"Sebagaimana Rasulullah SAW telah memberikan tauladan kepada umatnya secara langsung. Bagaimana Nabi Muhammad SAW berkolaborasi dengan sahabat Usman bin Affan RA. Bahkan, istrinya yaitu Siti Khodijah merupakan figur saudagar," sambungnya.


Apalagi ketika berbicara perekonomian. Semuanya digarap atas komunikasi dan tata kelola manajemen yang kuat dan kompatibel.


"Ketika semua sudah dikelola secara akuntabel dan transparansi, ummat akan memberikan respect yang kuat. Kami harap semua rencana kita berjalan dengan baik. Atas izin dan keberkahan-NYA," jelas Hapipi.


Lintas perjuangan NU
Saat mengisi forum safari, Wakil Rais Syuriyah MWCNU Banyuwangi Ahmad Saifulloh membeberkan perosalan sejarah berdirinya NU dari masa ke masa. Hingga pada konteks perjuangan Walisongo dan NU saat ini.


"Lintas perjuangan Nahdlatul Ulama sudah jelas dengan mengikuti literatur kitab dan pedoman yang merasuk di dalamnya. Juga sanad ilmu yang jelas," ungkap Gus Ipul.


"Mari kita bentengi diri dan keluarga kita dari aliran radikal yang jelas menyimpang. Jangan sampai ideologi Aswaja yang telah tertanam justru tercerabut seiringnya waktu," ajaknya.


Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran Rais dan Ketua MWCNU Kecamatan Banyuwangi. Pun terlihat jajaran pengurus lembaga dan banom serta puluhan masyarakat setempat. 


Malam itu juga terlaksana santunan anak yatim dan dhuafa. Secara langsung bantuan berupa sembako dan sejumlah uang disalurkan langsung kepada penerima oleh pengurus LAZISNU MWCNU Kecamatan Banyuwangi.


Sekedar diketahui, pelaksanaan Safari Ramadhan tahun ini digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Pada Rabu, 21 April 2021, mendatang akan digeber di PRNU Desa Karangrejo yang dipusatkan di Masjid al-Ikhlas dan dihadiri oleh jajaran PCNU Kabupaten Banyuwangi.


Kontributor: M Sholeh Kurniawan
Editor: Musthofa Asrori