NU Sebut Kajian Kitab Kuning untuk Identitas Mushala dan Masjid Nahdliyin di Kota Semarang
Senin, 7 Desember 2020 | 02:30 WIB
Semarang, NU Online
Kegiatan pengajian kitab kuning yang masif dilakukan dan diikuti para imam dan pengurus takmir masjid dan mushala di ranting-ranting NU di Kecamatan Genuk, Kota Semarang setiap pekan sekali mempertegas eksistensi dan identitas ke-NU-an jamaah yang memakmurkan tempat ibadah setiap harinya.
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang Ali Masadi mengatakan, kegiatan ngaji kitab kuning ini semula hanya diikuti para imam mushala dan masjid di Kelurahan Banjardowo, Genuk, Semarang setiap hari Senin malam sejak tahun 1990-an.
"Pengajian dilaksanakan di masjid Baitul Muttaqin Banjardowo. Dalam perkembangannya kegiatan ini juga diikuti para imam dan pengurus takmir masjid dan mushala di beberapa kelurahan di sekitar Banjardowo, tempatnya tidak lagi menetap tetapi bergiliran," katanya kepada NU Online di Semarang, Ahad (6/12).
Disampaikan, kitab yang dibaca meliputi Hikam yang dibaca oleh KH Mu'tashim Shodaqoh, Safinah oleh KH Ali Khoiron, Tafsir Jalalain oleh KH Ali Masadi, dan Nashoihul Ibad oleh KH Ahmad Jumani Harun.
Manfaat kegiatan ini sangat besar, tidak hanya dapat membentengi ajaran ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) nahdliyin yang memakmurkan mushala dan masjid, tapi sekaligus menjadi ajang konsolidasi para imam dan pengurus takmir masjid dan mushala dalam mencegah penyusupan paham-paham keagamaan baru yang berseberangan dengan aswaja an-nahdliyah," tegasnya.
Dia menambahkan, para imam dan pengurus memegang peran yang sangat strategis dalam mengembangkan ajaran aswaja an-nahdliyah dan NU. Kehadiran dan khidmahnya di tengah-tengah masyarakat menjadi simbol hadirnya NU di lingkungannya.
"Karena itu mereka sangat berhati-hati untuk menjaga perilakunya selama berkhidmah dan forum pengajian yang diikuti ratusan imam dan takmir ini dijadikan sebagai ajang untuk menambah bekal pengetahuannya agar mampu merespons berbagai dinamika di lingkungnnya," terangnya.
Wakil Ketua PCNU Kota Semarang, Jateng Ali Masadi (Foto: Samsul Huda)
Dikatakan, kegiatan ini akan dikembangkan ke seluruh ranting NU di Kota Semarang. Sejumlah imam dan pengurus takmir sudah berkomunikasi dengan dirinya agar PCNU Kota Semarang memfasilitasi pengajian khusus imam dan takmir ini di seluruh tempat ibadah yang dikelola warga NU.
"Harapan ini kami respons dengan hati-hati, kami ingin ada prakarsa dari bawah, tidak top down. Karena kalau keinginan itu datangnya dari bawah akan mempermudah konsolidasinya," ujarnya.
Sekretaris PWNU Jateng Hudallah Ridwan Naim mengatakan, kegiatan pengajian kitab kuning khusus untuk imam dan pengurus takmir itu dapat menjadi penyangga eksistensi NU di masyarakat bawah.
"Forum itu bisa dikembangkan menjadi ajang konsolidasi NU secara kultural yang akan menopang kekuatan Jamiyah NU. Saya berharap model yang dilakukan oleh PCNU Kota Semarang bisa diduplikasi oleh PCNU se-Jawa Tengah," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz