AHD menerima hadiah setelah mengalahkan 20 tim atau 60 santri yang berhasil masuk final. (Foto: Syarif Abdurrahman)
Jombang, NU Online
Anom Home Decoration (AHD) Project keluar sebagai pemenang pertama dalam finalis Jawara (Jagoan Wirasusaha) pesantren. AHD terdiri dari tiga orang yaitu Tri Maidana Rohman Fuad, Tri Mardianto dan Miftakhul Ma'arif.
AHD mengalahkan 20 tim atau 60 santri berhasil masuk final yang diselenggarakan di Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng, Sabtu (26/3/2022)
Anggota Tim AHD Tri Mardianto mengatakan, wirausaha yang ia tawarkan yaitu kerajinan tangan yang dihasilkan dari pengelolaan limbah kayu. "Kita sudah mulai merintis ini sejak 2020, tepatnya pada hari santri 22 Oktober, produk pertamanya asbak rokok mirip kuburan," jelasnya kepada NU Online.
Menurutnya, keunggulan timnya yaitu produk yang variatif seperti asbak, furnitur kayu pinus, jati Belanda, interior teras, dekorasi panggung, figura foto, asbak dari kayu, rak kecil, rak buku, lemari dan lain sebagainya. "Kami ini dari Pesantren Hudatul Muna Ponorogo. Usaha yang memang dibangun oleh santri," imbuhnya.
Mardianto menceritakan kisah unik perjalanan AHD, ketika pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia, Pesantren Hudatul Muna mendapatkan sumbangan kayu bakar dari bekas potongan gergajian mebel.
Karena potongan kayu tersebut berupa kayu jati, lalu santri Hudatul Muna berinisiatif untuk mengelolanya menjadi kerajinan tangan bernilai rupiah.
Produk awalnya yang berupa asbak rokok model kuburan dibuat dari alat hasil utang, sebagian pinjam. Asbak yang unik tersebut mendapat perhatian dari tamu, sehingga mulai ada pesanan dari beberapa daerah.
"Omzet perbulannya masih sekitar Rp5 juta, kita ikut Jawara Pesantren agar bisa berkembang lebih baik lagi," ceritanya.
Juri Jawara Pesantren, Ipang Wahid atau Irfan Asy'ari Sudirman Wahid mengatakan, Jawara Pesantren merupakan sebuah program pembinaan dan kompetisi kewirausahaan untuk komunitas Santri yang didukung oleh Pertamina Foundation, Omah Asa, dan Koperasi Ardaya.
Cicit Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari ini menjelaskan, sebelum tahap final, setiap peserta diwajibkan untuk mengikuti rangkaian program pendidikan fundamental kewirausahaan dengan materi yang terdiri dari: business model canvas, pengembangan produk dan riset pasar, pemasaran, literasi digital, keuangan, legal, dan presentasi bisnis yang dibawakan oleh komunitas pendidik dari Koperasi Ardaya bersama Omah Asa dan di bantu Pusat Karir dan Kewirausahaan (PKKU) Universitas Hasyim Asy'ari.
"Setelah mengikuti rangkaian pembinaan, setiap tim akan diberikan penilaian dan yang terbaik akan mendapatkan hadiah berupa modal kerja puluhan juta dari Pertamina Foundation," tegasnya.
Ipang Wahid menambahkan, tidak hanya pemberian modal kerja, para peserta dari Jawara Pesantren akan mendapatkan akses lanjutan untuk memperoleh pembinaan secara berkala dari para mentor di komunitas pendidik Koperasi Ardaya, sehingga komunitas pengusaha santri.
Dia berharap para jawara ini bisa terus berkonsultasi mengenai bisnis yang dijalankan serta memperoleh jaringan yang bermanfaat untuk pengembangan bisnisnya.
"Kami berharap, komunitas santri bisa menjadi pengusaha yang menciptakan lapangan manfaat dan juga kedaulatan ekonomi terutama bagi ekosistem Pesantren. Semoga para pemenang Jawara Pesantren dapat secara konsisten menjalankan dan memperbesar bisnisnya, dan mengajak lebih banyak santri untuk berwirausaha," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Kendi Setiawan