Jember, NU Online
Para kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diharapkan menjadi pengawal gerakan Islam wasathiyyah, yaitu Islam moderat yang mampu menjadi payung bagi semua golongan.
Harapan tersebut disampaikan Wakil Ketua PCNU Jember HM. Misbahus Salam saat menjadi pemateri dalam Pelatihan Kader Lanjutan (PKL) PMII di hotel Kebon Agung, Jember, Sabtu (18/11).
Menurutnya, Islam moderat, sengguhnya merupakan ciri khas pijakan NU dalam berbangsa, bernegara, bahkan dalam beragama. Di situlah perbedaan dan nilai-nilai toleransi dijunjung tinggi.
Dalam cakupan yang lebih kecil dan mengindonesia, akhirnya dikenal dengan sebutan Islam Nusantara. Islam tersebut berwatak moderat yang sangat cocok diterapkan di bumi pertiwi yang beraneka agama, suku, dan budayanya.
"PMII harus mengawal berjalannya Islam moderat. Tidak terseret pada Islam liberal dan tidak terjebak pada Islam radikal. Kata kuncinya adalah Islam harus menjadi rahmatan lil'alamin. Bukan hanya rahmat bagi umat Islam atau golongan tertentu," tuturnya.
Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Asembagus, Situbondo itu mengingatkan kepada PMII, bahwa umat Islam dewasa ini setidaknya menghadapi dua tantangan. Pertama, perang persepsi, baik dalam bidang ajaran agama maupun ideologi negara.
"Oleh karena itu, kita PMII harus istiqamah mengikuti ajaran Aswaja an-Nadhliyyah dan konsisten pada keputusan Munas dan Muktamar NU di Situbondo terkait ideologi negara," pintanya.
Tantangan kedua adalah perang di bidang ekonomi. Perang jenis kedua ini begitu dahsyat dan parah. Bahkan munculnya konflik di banyak belahan dunia juga tak lepas di motif persaingan ekonomi.
"Dalam point ini, kita perlu mengintegrasikan nilai-nilai Aswaja dalam aspek ekonomi untuk mengatasi ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi nasional," lanjutnya.
PKL tersebut diikuti 40 peserta yang berasal dari kader PMII Jember dan juga luar Jawa. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)