Daerah

Santri, Berjuang dalam Pemikiran dan Pertempuran

Sabtu, 27 Oktober 2018 | 14:00 WIB

Jember, NU Online
Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin menegaskan bahwa santri dan kiai mempunyai sejarah yang panjang  dalam  mengawal  berdirinya   NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Tidak hanya berkeringat dan berdarah-darah saat mendirikan  negara, tapi saat negara dalam keadaan terancam, para dan kiai tampil di depan untuk mempertahankan tanah NKRI,  sejengkal demi sejengkal.

“Fakta bahwa santri punya peran besar dalam merebut kemerdekaan Indonesia, sudah terang benderang,” jelasnya saat memberikan tausiyah dalam Peringatan Hari Santri, Kirab Santri & Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa di Pondok Pesantren Nurul Huda, Desa Pondokjoyo, Kecamatan  Semboro, Jember. Jawa Timur, Sabtu (27/10).

Menurutnya, peran santri dalam  mendirikan NKRI tidak hanya secara  fisik tapi juga dalam bentuk pemikiran. Sebab, menjelang dideklarasikannya  kemerdekaan Indonesia, para tokoh dan petinggi negara sempat  ‘bingung’ untuk  menentukan bentuk negara, yaitu antara negara Islam atau  bukan. Maka, dalam  Muktamar Nahdlatul Ulama tahun 1936 di Banjarmasin, diputuskan bahwa  Indonesia adalah  darus salam (negara damai), bukan darul Islam (negara Islam), atau darul kufri (negara kafir). Bentuk nyata dari  pemikiran tersebut  adalah NKRI.

“NKRI, bukan negara agama walaupun Islam mayoritas, tapi negara damai yang memberikan kebebasan  luas bagi rakyatnya  untuk menjalankan ajaran agamanya. Sehingga semua penganut  agama yang beragam merasa aman hidup di Indonesia,” urainya.

Peran santri yang paling  fenomenal terjadi saat perang  10 Nopember  berkobar. Ketika itu, peran KH Hasyim Asy’ari dalam memompa semangat   pejuang dan umat Islam  tak bisa dianggap remeh.  Beliau mengeluarkan Resolusi Jihad  yang  mewajibkan  seluruh umat Islam untuk melawan penjajah. Wajib ‘ain bagi yang tinggal dalam radius 94 kilometer dari markas penjajah,  dan wajib kifayah bagi yang tinggal di luar jarak tersebut.

“Dan seperti kita tahu, akhirnya rakyat Indonesia berhasil memenangkan  pertempuran  yang maha dahsyat  itu,” ucapnya (Red: Aryudi AR).



Terkait