Warga dan Lingkungan Kena Dampak Buruk Tambang Emas Ilegal di Sungai Batang Bungo Jambi
Kamis, 9 November 2023 | 15:30 WIB
Kondisi penambangan emas tanpa izin (PETI) di sepanjang Sungai Batang Bungo, Kabupaten Bungo, Jambi. (Foto: NU Online/Syarif)
Bungo, NU Online
Penambangan emas tanpa izin (PETI) di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi jadi permasalahan besar karena menimbulkan kerusakan sungai. Hal tersebut bisa dilihat di sepanjang aliran sungai Batang Bungo. PETI di hulu sungai Batang Bungo mempengaruhi kualitas air sungai dan keberlangsungan eksistensi makhluk hidup di sepanjang sungai.
Dua kecamatan yang menjadi hulu sungai Batang Bungo yaitu Kecamatan Rantau Pandan dan Kecamatan Batin III Ulu kini dipenuhi oleh PETI.
Pantauan NU Online di lokasi, sepanjang sungai Batang Bungo ditemukan puluhan penambangan emas, ada yang di tengah sungai dan ada juga di pinggir sungai. Dampaknya, air di Dusun Rantau Pandan hingga ke pusat Kabupaten Bungo terpantau keruh sepanjang hari.
Tidak hanya itu, ketika perjalanan dilanjutkan ke Dusun Muara Buat, ibu kota kecamatan Batin III Ulu kita disuguhkan bunyi mesin dari PETI yang berada di tengah sungai. Bahkan di Dusun Kayu Aro, tepatnya di pinggir sungai Batang Bungo tampak lahan menganga dampak PETI.
Menurut Shofwan, salah satu warga di Kecamatan Batin III Ulu, aktivitas PETI di daerahnya sudah berlangsung cukup lama. Bahkan, sebelumnya lebih parah lagi aktifitas PETI di hulu sungai Batang Bungo karena melibatkan alat berat.
"Dulu warga sudah pernah demo ketika ada alat berat yang melakukan penambangan di hulu sungai Batang Bungo," jelas Shofwan, Kamis.
Menurutnya, alasan warga demo karena PETI menyebabkan air keruh dan berlumpur. Padahal masyarakat Kecamatan Batin III Ulu masih banyak yang menggunakan air sungai sebagai tempat mandi, mencuci baju, dan kebutuhan dapur lainnya.
Sepanjang perjalanan di Kecamatan Batin III Ulu, dari atas kendaraan terlihat masyarakat yang mandi di sungai. Meskipun tak jauh dari mereka ada suara mesin menyedot pasir, tanah, batu untuk mencari emas. Tidak hanya dari orang luar, warga sekitar kini pun ikut melakukan aktivitas pencarian emas di sungai dengan mesin dompeng.
"Sebenarnya sangat disayangkan banyak bibir sungai yang runtuh akibat aktivitas mencari emas dengan mesin secara ilegal," imbuhnya.
Dikatakan, wilayah Kecamatan Batin III Ulu merupakan salah satu wilayah wisata alam di Kabupaten Bungo. Banyak warga yang datang berlibur untuk menikmati kejernihan air sungai Batang Bungo dengan cara mandi bersama keluarga.
Air yang mengalir dari di sela batu-batu menjadi nilai lebih tersendiri, apalagi di sepanjang sungai terdapat pohon-pohon besar dan asri karena terdapat hutan lindung.
Penambangan emas secara besar-besaran di wilayah Kecamatan Batin III Ulu mengakibatkan terjadinya pendangkalan sungai. Padahal, curug sungai yang sedikit dalam jadi rumah beberapa ikan dan makhluk air lainnya.
"Dulu PETI sampai di hulu sungai Batang Bungo di Area Hutan produksi Dusun Sungai Telang Kecamatan Bathin III Ulu, sekarang tidak terlihat. Hanya ada mesin kecil di tengah sungai," katanya.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, aktivitas PETI cukup masif di Dusun Lubuk Kayu Aro, Dusun Muara Buat, Dusun Karak Apung, Dusun Timbolasi, Dusun Sangi Lubuk Pauh. Suara mesin dompeng saling bersautan dan parahnya, aktifitas yang merusak sungai ini dilakukan secara terbuka.
"Aparat pernah mengawal aksi masyarakat menentang PETI. Cuma sampai sekarang masih ada aktivitas PETI dengan mesin dompeng," ujarnya.
Sementara itu, Abdurrahman, pemuda Kecamatan Batin III Ulu menjelaskan bahwa aktifitas PETI di aliran sungai Batang Bungo sulit diselesaikan karena ada warga sekitar yang ikut dalam aktivitas tersebut.
Aparat penegak hukum dan pemerintahan setempat juga tidak banyak berbuat untuk mencegah aktivitas PETI. Dengan dalih usaha mencari makan yang semakin sulit.
"Sebenarnya sama-sama tahu, hanya karena dalih sulit cari pekerjaan, maka seperti tidak ada tindakan tegas," tandasnya.