Daerah

Warga Sikilang Pasaman Barat Terisolasi, Minta Pemerintah Selesaikan Jalur Evakuasi

Sabtu, 6 Desember 2025 | 11:00 WIB

Warga Sikilang Pasaman Barat Terisolasi, Minta Pemerintah Selesaikan Jalur Evakuasi

Warga Sikilang, Pasaman Barat, saat ditemui NU Online, pada Jumat (5/12/2025). Mereka masih terisolasi dan mendesak pemerintah segera menyelesaikan proses eakuasi. (Foto: NU Online/Kendi)

Pasaman Barat, NU Online

Warga Nagari atau Desa Sikilang, Kecamatan Sungai Aur Pasaman Barat masih merasakan dampak berat pascabanjir yang terjadi November lalu.


Banjir dengan ketinggian air lebih dari satu meter itu merendam rumah warga dan melumpuhkan aktivitas masyarakat di wilayah yang disebut sebagai salah satu daerah paling terisolasi di Pasaman Barat ini.


Sylvia, warga asli Sikilang, menceritakan bahwa banjir datang cepat dan tidak memberi banyak waktu bagi warga untuk menyelamatkan barang-barang.


“Air pasang mulai naik tanggal 25 sampai 29 November 2025. Ketinggiannya sudah di atas satu meter masuk ke dalam rumah. Kami tidak punya jalur evakuasi. Mau ke laut juga was-was, apalagi BMKG bilang harus waspada,” ungkapnya saat NU Online bersama Tim NU Peduli mengunjungi dan menyalurkan bantuan ke desa tersebut pada Jumat (5/12/2025).


Sylvia menuturkan, warga Sikilang sudah sejak lama membutuhkan jalur evakuasi yang memadai, mengingat kondisi geografis kampung yang terisolasi dan berada di pesisir serta dekat aliran sungai.


“Harapan kami, jalur evakuasi benar-benar diperhatikan. Kalau bencana seperti ini terjadi lagi, kami punya tempat untuk mengungsi,” ujarnya.


Saat ini meski aktivitas warga perlahan mulai pulih, Sylvia menyebut pembangunan jalur evakuasi yang sebelumnya telah dimulai justru terbengkalai.


"Jembatan yang kemarin dibangun belum selesai sampai sekarang. Akses kami cuma lewat pinggir pantai. Kalau mau ke kecamatan atau ke kabupaten ya lewat pantai, tapi itu juga tidak nyaman kalau bencana terjadi lagi,” kata dia.


Akibat banjir, selain rumah, sejumlah perahu warga yang digunakan untuk mengangkut hasil panen juga rusak parah akibat banjir. Wilayah yang terdampak paling parah adalah permukiman di sepanjang pinggiran sungai. Secara keseluruhan, Sikilang dihuni sekitar 873 kepala keluarga (KK) atau 3.027 jiwa.
 

Dalam kunjungan ini, NU Peduli menyerahkan bantuan kebutuhan pokok kepada warga yang terdampak banjir. Tim tiba di titik penyaluran ini setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam dengan kendaran bermotor, menempuh jalur berbatu dan menyeberangi sungai dengan alat transportasi sederhana berupa pompong.


Sylvia menyampaikan rasa terima kasihnya. “Karena aktivitas kami belum normal, bantuan dari NU sangat berarti. Terima kasih banyak, semoga ke depannya lebih baik lagi,” ujarnya.


Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: https://filantropi.nu.or.id/galang-dana/yuk-bantu-korban-bencana-di-indonesia