Warga Terdampak Gempa Bawean Melahirkan di Huntara, LAZISNU Serahkan Bantuan Peralatan Bayi
Senin, 15 April 2024 | 13:49 WIB
Halimatussa'diyah dan Rahmad Masudin, orang tua dari bayi yang dilahirkan di Huntara Bawean, Gresik, Jawa Timur, pada Sabtu (13/4/2024). (Foto: NU Peduli)
Gresik, NU Online
Pasangan suami-istri, Rahmad Masudin dan Halimatussa’diyah yang tinggal di hunian sementara (huntara) di daerah terdampak bencana gempa bumi Bawean, mendapatkan anggota baru dengan lahirnya seorang anak mereka.
Anak berjenis kelamin perempuan itu lahir pada Sabtu (13/4/2024) di Huntara yang berlokasi di Dusun Dedawang, Desa Telukjati Dawang, Kecamatan Tambak, Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur.
Huntara yang ditinggali pasangan tersebut adalah salah satu huntara yang dibangun atas kerja sama NU Peduli, Gusdurian Peduli, dan Karina Surabaya.
Pengurus LAZISNU PBNU Syarifuddin dalam kunjungan monitoring program Pembangunan Huntara ke Pulau Bawean berkesempatan mengunjungi ibu dan bayinya yang baru lahir. Kedatangannya sekaligus memberikan bantuan peralatan bayi.
“Merasa terenyuh dan prihatin atas kondisi ibu yang melakukan persalinan di Huntara dengan fasilitas seadanya. Kita berdoa mudah-mudahan ibu dan bayi tetap sehat," kata pria yang biasa disapa Ending ini.
Ending menuturkan, berdasarkan informasi yang disampaikan Halimah, ibu dari bayi tersebut, awalnya dia sudah bersiap untuk melakukan persalinan di Polindes (Poliklinik Desa).
“Tapi karena tiba-tiba ada gempa susulan, maka untuk menghindari dampak yang membahayakan bagi ibu dan bayi, maka ibu Halimah diantar kembali untuk melakukan persalinan di Huntara,” beber Ending.
Ending lantas menuturkan hingga beberapa terakhir kondisi Pulau Bawean masih rawan gempa susulan.
"Gempa terakhir terjadi Sabtu 13 April 2024 pukul 14:46 WIB yang memiliki parameter 3,6 magnitudo,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, gempa bumi berkekutatan 6,5 SR melanda wilayah Jawa Timur pada Jumat, 22 Maret 2024 lalu. Berdasarkan data BPBD Jawa Timur, hingga Sabtu (30/3/2024) jumlah pengungsi di Pulau Bawean tercatat sebanyak 34.149 jiwa. Rinciannya, anak-anak sebanyak 10.485 jiwa, dewasa 18.599, dan lansia 5.065.
Selain itu, hasil asesmen BPBD Jawa Timur, ada 241 fasilitas umum yang rusak akibat gempa Bawean, meliputi masjid, mushala, sekolah, kantor, rumah dinas, pondok pesantren, Puskesmas, pasar, dan tempat pemandian umum. Jumlah kerusakan tersebar di Kecamatan Sangkapura sebanyak 147 unit dan Kecamatan Tambak 94 unit.
Akibat kerusakan ini, kegiatan belajar mengajar terganggu, dan kegiatan ibadah dilaksanakan di tempat terbuka.
Untuk mengatasi dampak gempa, NU Peduli juga telah mengirimkan bantuan logistik, memberikan layanan kesehatan, dan mendirikan tenda pengungsian. NU Peduli mulai dan terus membangun Huntara untuk tempa tinggal sementara warga terdampak.
NU Online Super App bekerja sama dengan NU Care-LAZISNU PBNU mengharap uluran tangan Anda semua untuk berdonasi bagi korban bencana di Indonesia, termasuk gempa di Tuban dan Bawean. Caranya mudah, buka aplikasi NU Online Super App, lalu klik banner "Yuk, Bantu Korban Bencana".