Nasional

NU Peduli Kirim 3,5 Ton Sembako dan Tenda Pleton untuk Warga Terdampak Gempa Bawean

Jumat, 5 April 2024 | 11:00 WIB

NU Peduli Kirim 3,5 Ton Sembako dan Tenda Pleton untuk Warga Terdampak Gempa Bawean

Pengiriman tenda pleton dan sembako menggunakan truk untuk warga terdampak gempa bumi Bawean, Jawa Timur dari NU Peduli. (Foto: dok. NU Peduli)

Jakarta, NU Online

 

NU Peduli terus berupaya mendampingi dan memberikan dukungan bagi warga terdampak gempa bumi di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Salah satu dukungan tersebut adalah dengan pengiriman berbagai bantuan untuk warga di pengungsian.

 

Manajer Kelembagaan NU Care-LAZISNU PBNU Ending Syarifuddin memaparkan, bantuan terbaru yang disalurkan berupa dua tenda pleton ukuran 6x12 meter dan sembako yang mencapai 3,4 ton. Bantuan tersebut diangkut dengan armada 1 truk.

 

“Bantuan ini untuk mengamankan kebutuhan dasar penyintas bencana di Bawean, di minggu terakhir bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri,” kata Ending, Kamis (4/4/2024). 

 

Tahapan berikutnya berdasarkan asasemen Tim NU Peduli, Gusdurian Peduli, dan Karina Surabaya, adalah membangun hunian sementara yang sangat dibutuhkan oleh para warga terdampak gempa Bawean. 

 

“NU Care-LAZISNU dan LPBINU sudah berpengalaman melakukan penangananan sampai tahapan rekonstruksi pascabencana. Kita pernah mendirikan huntara di Sumbar, Palu Sultra, Gempa Jogja, NTB, dan terakhir di Cianjur," lanjut Ending.

 

Ia menjelaskan, huntara adalah tempat tinggal sementara selama warga terdampak bencana mengungsi, baik berupa tempat penampungan massal maupun keluarga, atau individual. 

 

“Huntara bisa menggunakan bangunan yang sudah ada atau tempat berlindung yang bisa dibuat dengan cepat seperti gubug darurat, tenda, dan sebagainya,” imbuh Ending. 

 

Adapun standar minimal bantuan huntara yaitu:

 

1. Berukuran tiga meter persegi per orang

 

2. Memiliki persyaratan keamanan dan kesehatan

 

3. Memiliki aksesibilitas terhadap fasilitas umum

 

4. Menjamin privasi antarjenis kelamin dan berbagai kelompok usia

 

“Tujuan dibangunnya huntara untuk mengamankan pengungsi dengan menjauhkannya dari tempat bencana. Bangunan huntara yang meliputi sarana dan prasarananya hampir semua bersifat nonpermanen untuk menekankan fungsinya sebagai tempat tinggal pada masa transisi,” lanjut Ending.

 

Sementara itu, Ketua Umum Gusdurian Peduli Gus A'ak Abdullah Al-Kudus mengatakan, pihaknya bersama NU Peduli telah berkoordinasi untuk melakukan pembangunan huntara dengan warga di tiga desa terdampak paling parah di Bawean.

 

“Dusun Dedawang, Desa Telukjati Dawang Kecamatan Tambak; Dusun Parapat Tunggal, Desa Dekatagung, Kecamatan Sangkapura; dan Dusun Rabe Desa Lebak Kecamatan Sangkapura,” kata Gus A'ak.

 

Huntara, kata Gus Aak, perlu segera dibangun guna memenuhi hajat hidup dasar para warga terdampak gempa. Sebab kehidupan di pengungsian komunal memungkinkan tidak terpenuhinya kebutuhan dan berpotensi terjadinya konflik antarindividu dan keluarga. 

 

"Setelah kami memantau dalam seminggu terakhir dan melakukan diskusi dengan warga, diputuskan untuk segera membangun Huntara. Ini adalah inisiasi NU peduli mendorong masyarakat membuat huntara,” kata Gus A'ak. 

 

Ia menjelaskan, huntara dapat dibangun dengan menggunakan bahan-bahan yang dekat dengan masyarakat, seperti kayu sisa bangunan dan terpal. Sementara tenaga yang dibutuhkan akan dibantu warga setempat. 

 

Sebagai informasi, masyarakat juga dapat memberikan dukungan bagi warga terdampak gempa bumi Bawean melalui NU Online Super App. Caranya mudah, buka aplikasi NU Online Super App, lalu klik banner "Yuk, Bantu Korban Bencana".