Panitia Konbes/Kongres I IPPNU di Kota Solo pada 1956 berfoto bersama (Foto: buku Konbes IPPNU seluruh Indonesia, diterbitkan Panitia Konbes IPPNU, 1956)
Setelah hampir setahun Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) didirikan, pada akhirnya mereka berhasil mengadakan konferensi tingkat nasional untuk pertama kali. Hal ini menjadi sesuatu yang cukup menggembirakan, mengingat sebelumnya, banyak yang menyangsikan akan eksistensi organisasi pelajar putri NU ini.
Kegiatan Konferensi Besar (Konbes) I IPPNU digelar di Kota Solo, pada tanggal 18-21 Januari 1956. Di kemudian hari, Konbes ini dinaikkan statusnya menjadi Muktamar/Kongres I IPPNU. Jadi bisa dikatakan perhelatan ini menjadi Kongres sekaligus Konbes pertama yang tercatat dalam sejarah organisasi pelajar putri NU itu.
Dalam acara tersebut, turut hadir sejumlah nama penting di kala itu, di antaranya Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU Nyai Hj Mahmudah Mawardi, Ketua PP Ikatan Pelajar NU (IPNU) M Tolchah Mansoer, dan lain-lain.
Baca Juga
Umroh Machfudzoh, Srikandi Pejuang NU
Ketua Umum PP IPNU M Toclhah Mansoer menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Konbes ini.
"Hal ini patut dibanggakan, sebab baru inilah Nahdlatul Ulama mempunjai organisasi peladjar2 puteri, dan kebanggaan para peladjar2 ini masih teguh dan ulet... sebagai ideologie Nahdlatul Ulama," ungkapnya.
Sedangkan Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Mahmudah Mawardi dalam sambutannya, menyatakan siap untuk mendukung kemajuan IPPNU. Ia mengulangi beberapa kali, kalimat agar pengurus Muslimat NU di berbagai daerah, memberikan dukungan pada IPPNU.
"Oleh karena itu, sekali lagi saja mengandjurkan kepada setiap Muslimat NU, di mana sadja dia berada untuk membantu IPPNU, dengan pemberian bimbingan2, nasehat2, dan pimpinan selajaknja," tegasnya.
Pokok Keputusan
Konbes/Kongres I IPPNU ini menghasilkan sejumlah pokok keputusan. Di antaranya penegasan status sebagai badan otonom NU, di bawah pengawasan Ma'arif NU dan Muslimat NU. Selain itu juga disahkan beberapa poin perubahan redaksi yang ada di Anggaran Dasar. Kemudian pengesahan Anggaran Rumah Tangga dan Lencana/logo IPPNU.
Yang tidak kalah penting, pada Kongres/Konbes I IPPNU juga dibentuk kepengurusan Pimpinan Pusat IPPNU, dari yang sebelumnya berbentuk Dewan Harian IPPNU, yang diketuai Umroh Wahib Wahab (Umroh Mahfudzoh).
Adapun Pimpinan Pusat IPPNU yang berkedudukan di Solo, terdiri dari:
1. Ketua Umum : Basyiroh Shoimuri
2. Ketua I : Umroh Wahib Wahab.
3. Sekjen : Syamsiyah Mutoyyib
Hasil keputusan Konbes/Kongres I IPPNU juga menghasilkan rekomendasi dan resolusi. Rekomendasi berupa upaya untuk penerbitan majalah, risalah, dan lain-lain sebagai sarana syiar organisasi. Kemudian, mengusahakan pengiriman pelajar-pelajar NU ke luar negeri, untuk memperdalam ilmu pengetahuannya. Serta, mengusahakan berdirinya sekolah-sekolah khusus agama.
Terkait masalah pendidikan ini, kala itu menjadi perhatian yang besar bagi kaum pelajar putri NU. Terbukti dengan resolusi/masukan yang diberikan kepada PB Ma'arif NU serta pemerintah. Di antaranya, mendorong berdirinya lembaga pendidikan/sekolahan/pondok putri, yang memang masih sangat minim kala itu.
Sedangkan untuk pemerintah, IPPNU mendesak supaya pelajaran agama di sekolah negeri, agar dijadikan mata pelajaran pokok dan ditambah jam pelajarannya. Yang menarik, mereka juga menuntut agar dilakukan penurunan harga buku.
Begitulah, selama tiga hari kaum pelajar putri NU berkumpul di Solo. Tiga hari yang kelak menjadi sebuah fondasi penting, bagi organisasi yang akhirnya terus berkembang pesat hingga saat ini.
Ajie Najmuddin, pemerhati sejarah NU