Harapan Palestina dan Liga Arab kepada Presiden Terpilih AS Joe Biden
Senin, 30 November 2020 | 14:45 WIB
Jakarta, NU Online
Otoritas Palestina dan Liga Arab pada Minggu (29/11) menyatakan tengah menantikan pemerintahan baru Amerika Serikat di bawah presiden terpilih, Joe Biden. Mereka menilai bahwa di bawah kepemimpinan Biden, AS dapat memainkan peran positif menuju pembentukan Palestina yang merdeka.
Terkait hal itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Kepala Liga Arab Ahmed Aboul Gheit telah mengadakan pembicaraan di Kairo, Mesir. Pertemuan tersebut membahas mengenai konflik Israel-Palestina, sehubungan dengan berakhirnya Pilpres AS.
Dalam pernyataan bersama kedua pihak, seperti dikutip Al Arabiya, mereka berharap pemerintahan baru AS akan membuka jalan bagi pemulihan peran yang lebih aktif dan positif untuk menemukan penyelesaian dan mendirikan negara Palestina yang bebas.
Abbas telah meminta Biden untuk menghidupkan kembali hubungan antara Palestina dan Washington yang runtuh selama masa jabatan Presiden Donald Trump.
Pemerintah Palestina memutuskan hubungan dengan pemerintahan Trump, menuduhnya sangat pro-Israel. Trump kemudian membalas dengan memotong sumbangan dana AS bagi badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA).
Selain itu, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel seutuhnya dan setelahnya memindahkan kedutaan AS ke kota itu. Trump tidak mengecam pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki.
Hal itu dinilai melanggar kebijakan luar negeri AS selama puluhan tahun yang sebelumnya menyatakan bahwa perluasan permukiman merupakan hambatan bagi perdamaian Israel-Palestina.
Pada Januari, dia mengumumkan rencana perdamaian Timur Tengah yang kontroversial tanpa mempertimbangkan pendapat Palestina.
Kunjungan ke Kairo merupakan rangkaian perjalanan Presiden Abbas di Timur Tengah yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan bagi Palestina.
Pada Minggu pagi, dia bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II dan juga dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan di Kairo dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Senin (30/11).
Dalam percakapan pertamanya dengan seorang pemimpin Arab sejak pemilihannya awal bulan ini, Biden berbicara dengan Raja Abdullah pekan lalu. Dia mengatakan kepada raja bahwa ia berharap untuk bekerja sama dalam mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.
Yordania kehilangan Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur ke Israel selama perang Arab-Israel 1967. Yordania kini berada di jantung konflik dengan lebih dari tujuh juta warganya yang berasal dari Palestina.
Dalam komunike bersama lainnya dengan Abbas, kedua pemimpin mengatakan Israel berusaha untuk memaksakan realitas baru dengan mencaplok dan mempercepat pembangunan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki.
Pemerintahan Trump juga membuat marah Yordania dan Arab ketika dikatakan tidak lagi memandang permukiman Israel di Tepi Barat sebagai "tidak sesuai dengan hukum internasional".
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon