Diego Maradona dan Dukungannya untuk Rakyat Palestina
Kamis, 26 November 2020 | 06:00 WIB
Diego Armando Maradona saat membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 di Meksiko. (Foto: kicker.de)
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Krisis kemanusiaan dan perjuangan rakyat Palestina untuk menggapai kedaulatan menarik simpati Diego Armando Maradona. Bintang sepak bola Argentina yang berhasil membawa negaranya, Argentina menjadi juara Piala Dunia pada 1986 ini secara terang-terangan bahwa dirinya adalah seorang Palestina.
Ungkapan dukungan dan solidaritas terhadap rakyat Palestina tersebut Maradona sampaikan langsung ketika bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas di Rusia pada 2018 saat menyaksikan laga final Piala Dunia 2018 di Moskow pada 15 Juli 2018.
Saat bertemu dengan Abbas, Maradona menegaskan bahwa Abbas merupakan sosok yang menginginkan kedamaian di Palestina. Ia juga menyatakan, Abbas memiliki sebenar-benarnya negara.
“Este hombre quiere paz en Palestina. El señor presidente Abbas tiene un país hecho y derecho (Pria ini menginginkan perdamaian di Palestina. Presiden Abbas punya negara dan punya hak),” ujar Maradona lewat instagramnya.
Dalam pertemuan itu, dilaporkan Maradona berkata kepada Abbas, "Dalam hati saya, saya seorang Palestina," ujar Maradona dikutip dari akun twitter @Blaugrana_86
#Maradona to Abbas " I am Palestinian too" 🤣🤣🤣#palesine #worldcup #WorldCupFinal #FRACRO #FRE #CRO #فلسطين pic.twitter.com/TflI0G0W88
— 👽 (@Blaugrana_86) July 15, 2018
Menurut situs berita Israel, Yediot Aharonot yang dikutip CNN, dalam sebuah pertemuan singkat Maradona menyatakan dirinya simpati pada perjuangan rakyat Palestina sambil memeluk Abbas.
Abbas saat itu balik memuji Maradona dan memberikan hadiah berupa lukisan burung merpati membawa ranting pohon zaitun, sebagai lambang perdamaian.
Maradona telah lama menyatakan dukungan bagi Palestina. Saat menjadi pelatih tim nasional Uni Emirat Arab pada 2012, dia menyatakan diri sebagai "pendukung nomor satu rakyat Palestina". Setahun kemudian dia mengenakan sorban kafiyeh, dan mengatakan, "Hidup Palestina!".
Palestine is in my heart and I’m Palestinian. Maradona #Maradona #Palestine pic.twitter.com/mfaR2v6Oq9
— 𝐀𝐛𝐝𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 ½ (@aboodlavish) November 25, 2020
Maradona juga menanggapi saat Israel menggempur Jalur Gaza pada 2014. Saat itu dia mengkritik Israel dengan menyatakan "Apa yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina adalah memalukan."
Pada tahun yang sama, dia dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk melatih tim sepak bola nasional Palestina selama Piala AFC Asian Cup 2015.
Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun di rumahnya di Tigres, Argentina karena mengalami henti jantung. Dia juga sempat dirawat di rumah sakit usai menjalani operasi otak.
Maradona pertama kali dirawat di rumah sakit pada 3 November lalu karena dugaan dehidrasi, anemia, dan depresi. Ia kemudian didiagnosis mengalami pembekuan otak dan harus menjalani operasi mendadak.
Operasi sebenarnya berjalan lancar. Namun pada Rabu, kuasa hukum Maradona, Matias Morla, mengonfirmasi bahwa kliennya itu sudah mengembuskan napas terakhir.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua