Hari Terakhir Kampanye, Trump dan Harris Berebut Suara di Pennsylvania
Selasa, 5 November 2024 | 16:00 WIB
Chicago, NU Online
Donald Trump dan Kamala Harris mengadakan kampanye terakhir mereka di Pennsylvania untuk menyampaikan pesan final kepada para pendukung. Kedua kandidat ini berupaya keras memenangkan suara di negara bagian kunci (swing state) yang dapat menentukan hasil pemilu.
Trump menonjolkan rencana ekonominya di hadapan ribuan pendukung di Pittsburgh. “Suara untuk Trump berarti harga kebutuhan pokok Anda akan lebih murah, gaji Anda lebih tinggi, jalanan lebih aman, dan masa depan Anda lebih cerah,” ucapnya, seperti dilaporkan Reuters.
Trump juga mengkritik kebijakan ekonomi Harris yang menurutnya akan berdampak buruk jika ia terpilih. Kutipan ini dilansir dari artikel yang ditulis oleh Steve Holland dan Nandita Bose di Reuters.
Di Allentown, Kamala Harris tampil penuh optimisme, menjanjikan kepemimpinan bagi “semua warga Amerika,” termasuk komunitas Puerto Rico yang merasa tersinggung atas pernyataan penghinaan dari seorang komedian di acara kampanye Trump pekan lalu.
“Ini sehari sebelum pemilu, dan saya hanya ingin mampir dan berharap bisa mendapatkan suara Anda,” ujar Harris kepada para pemilih.
Kedua kubu kampanye terlihat percaya diri menjelang pemilu. Tim Harris mencatat peningkatan jumlah pemilih awal dari kalangan muda dan minoritas, sementara kampanye Trump mengandalkan relawan dari pihak ketiga untuk menjangkau pendukung yang jarang memberikan suara.
Trump juga menekankan posisinya pada isu-isu sosial, termasuk janji untuk melindungi perempuan, "entah mereka menginginkannya atau tidak." Trump juga menyatakan bahwa pelarangan aborsi sebaiknya ditentukan oleh masing-masing negara bagian. Pernyataan ini ia sampaikan setelah mayoritas konservatif yang ia bentuk di Mahkamah Agung AS pada 2022 mengakhiri hak aborsi nasional.
Selain itu, di Reading, Trump juga menyatakan niatnya untuk melarang atlet transgender berlaga di olahraga wanita. Janji kampanye tersebut disambut dengan dukungan dari pendukung partai Republik, mereka melambaikan tanda “Women for Trump” berwarna merah muda di belakangnya.
Dalam pidatonya di Reading, Trump menegaskan pentingnya Pennsylvania, dengan mengatakan, “Jika kita menang di Pennsylvania, kita menang seluruhnya,” sebagaimana dikutip dari AP News.
“Dalam empat tahun terakhir, rakyat Amerika mengalami kegagalan, pengkhianatan, dan penghinaan satu demi satu,” tambahnya. “Kita tidak perlu menerima kelemahan, ketidakmampuan, kemunduran, dan kehancuran. Dengan suara Anda besok, kita bisa memperbaiki setiap masalah yang dihadapi negara ini dan memimpin Amerika, bahkan seluruh dunia, ke puncak kejayaan baru,” ujar Trump, seperti dilansir National Post.
Harris, di sisi lain, optimis dengan dukungan yang meningkat di kalangan pemilih wanita. Survei dari Reuters menunjukkan bahwa Harris unggul di antara pemilih wanita, sementara Trump memiliki dukungan kuat di kalangan pria.
Ketegangan terlihat meningkat menjelang pemilu ini, terutama karena Trump dan sekutunya secara terbuka menyatakan akan menantang hasil pemilu jika ia kalah, mengacu pada klaim penipuan sejak pemilu 2020. Namun, penasihat hukum kampanye Harris, Dana Remus, menegaskan bahwa pemilihlah yang menentukan presiden, bukan Trump.
Dengan kampanye padat di Pennsylvania, perhatian dunia kini tertuju pada hasil pemilu di negara bagian ini yang dapat menentukan masa depan kepemimpinan Amerika selama empat tahun mendatang.