Karya siswa-siswi sekolah di Aqsa School, Bridgeview, Illinois, Amerika Serikat. (Foto: NU Online/Amien Nurhakim)
Chicago, NU Online
Para peserta program Micro Credential yang dibiayai Dana Abadi Pesantren Kementerian Agama mengunjungi “Little Palestine” alias kawasan tempat tinggal orang-orang Palestina di Chicago, Amerika Serikat pada Rabu (11/12/2024).
Kawasan tersebut menjadi rumah bagi komunitas Palestina yang telah berimigrasi ke Amerika selama beberapa dekade terakhir, dan menciptakan sebuah serpihan kecil Palestina pinggiran Kota Chicago.
Kampung Palestina tersebut kini telah berkembang menjadi pusat budaya dan ekonomi bagi diaspora Palestina di Chicago. Selain warga Palestina, terdapat beberapa komunitas Arab juga seperti Yaman, Suriah, Libanon, dan negara-negara Arab lainnya.
Terletak di Bridgeview, Illinois, kawasan ini menyajikan berbagai fasilitas yang mencerminkan kekayaan budaya Timur Tengah, mulai dari restoran dengan masakan khas Timur Tengah, toko-toko yang menjual produk dan kerajinan tangan, hingga lembaga-lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab, ilmu keislaman, dan sejarah Palestina.
Keberadaan “Little Palestine” menjadi bukti hidup bahwa meskipun terpisah ribuan kilometer dari tanah kelahiran mereka, komunitas Palestina di Chicago tetap berusaha menjaga identitas dan warisan budaya mereka.
Kami sempat mengunjungi Al-Bawadi Restaurant, sebuah tempat makan di Kampung Palestina yang menyajikan masakan-masakan Palestina. Di sini, para pengunjung dapat merasakan atmosfer yang kental dengan nuansa Palestina, lengkap dengan foto-foto sejarah, sajian kuliner khas seperti hummus, ghazawi salad, jerussalem salad, labanah dan falafel. Sembari menikmati sajian makanan, para pelanggan mendengarkan musik dan nasyid yang berasal dari “negeri para nabi” itu.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya yang dilakukan oleh peserta program Micro Credential untuk memperluas wawasan dan pemahaman mengenai pentingnya penguatan identitas budaya di kalangan diaspora. Selain itu, interaksi dengan komunitas Muslim Palestina di Amerika juga penting dilakukan untuk menggali keragaman praktik Islam di Amerika.
Meskipun jauh dari tanah air, “Little Palestine” tetap menjadi simbol ketahanan dan kebanggaan bagi para warganya. Berbagai organisasi Palestina di Chicago, termasuk yang berafiliasi dengan Mosque Foundation, sebuah masjid di kawasan tersebut, terus berupaya memperkenalkan dan melestarikan budaya Palestina melalui berbagai kegiatan, termasuk peringatan hari-hari besar Palestina.
Kemudian kami diajak mengunjungi sekolah yang didirikan warga Kampung Palestina, yang diberi nama Aqsa School. Sekolah tersebut berdiri pada tahun 1986, dan kini menyediakan beragam level pendidikan, mulai pra-sekolah hingga SMA.
“Kami tidak menerima bantuan dana dari pemerintah sama sekali,” ujar Tammie Ismail, kepala sekolah Aqsa kepada kami.
“Laysa minna man lam yarham kabirona wa lam yuwaffa shagirona! (Bukan bagian dari kami, siapa pun yang tidak menyayangi anak kecil, dan tidak menghormati orang tua!,” teriak lantang para siswa-siswi kelas pra-sekolah ketika kami mengunjungi mereka di kelas. Sejak dini mereka telah diajarkan hadits-hadits Rasulullah sekaligus menghafalkannya.
Seperti kebanyakan sekolah religius atau lembaga pendidikan berbasis agama pada umumnya, Aqsa School juga menerapkan pemisahan kelas antara siswa dan siswi dewasa. Pendidikan nilai-nilai keagamaan di sekolah tersebut selaras dengan model pesantren di Indonesia.
“Little Palestine” di Chicago bukan hanya sebuah kawasan geografis, tetapi juga sebuah ruang yang memelihara semangat solidaritas warga Palestina di Amerika. Dengan semangat untuk menjaga warisan budaya dan melestarikan identitas, “Little Palestine” terus berkembang sebagai simbol keberagaman dan ketahanan komunitas Palestina di Amerika.
Amien Nurhakim, Redaktur Keislaman NU Online dan Dosen Universitas PTIQ Jakarta, saat ini sedang menjalani program Micro Credential di Chicago, Amerika Serikat, dengan beasiswa dari Dana Abadi Pesantren Kementerian Agama.