Rumi dan Syams Tabrizi dalam Monolog di Rumah Sakit Chicago
Senin, 28 Oktober 2024 | 14:00 WIB
Hasan El Jai saat menampilkan monolog di ruang ibadah di Rumah Sakit Insight, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Ahad (27/10/2024). (Foto: NU Online/Syakir)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Chicago, NU Online
"Suaramu bakal didengar. Tapi tidak melalui khutbah. Bukan pula ceramah. Namun, melalui puisi. Ya, puisi." Demikian Hasan El Jai menyampaikan pernyataan Syamsuddin Tibrizi kepada Syekh Jalaluddin Rumi saat menampilkan monolog di ruang ibadah di Rumah Sakit Insight, Chicago, Illinois, Amerika Serikat, Ahad (27/10/2024).
El Jai mempertunjukkan tontonan yang sangat ekspresif. Ia memainkan suaranya yang berganti-ganti setiap dialog dari tokoh yang berbeda. Pun gerak tubuhnya mendeskripsikan dialog itu. Mimik wajahnya juga seakan turut berbicara.
Tidak hanya itu, ia juga bergerak ke tengah penonton. Hal tersebut membuat sejumlah penonton di bagian depan memutar tubuhnya, tak terkecuali Syekh Umar Faruk Abd-Allah, ulama kenamaan asal Amerika itu. Sepanjang penampilan selama satu jam itu, pandangan matanya tak pernah bergeser dari sang aktor.
Ia menceritakan bagaimana Jalaluddin Rumi disadarkan Syams Tabrizi. Saat santri-santrinya tidak terima dengan perlakuan Tabrizi, Jalaluddin yang saat itu sudah menjadi pengajar itu pun mencegah ragam tindakan mereka kepada sosok asing yang membuatnya demikian terpukul.
El Jai juga menampilkan dialog antara Syamsuddin Tabrizi dan Hasan si pemabuk. Saat mempertontonkan Hasan itu, ia betul-betul seperti orang mabuk yang tubuhnya bergoyang-goyang.
Penampilan itu merupakan satu upaya penting dan menarik dalam mengenalkan cerita-cerita sufistik kepada masyarakat. "Satu cerita yang dihidupkan dalam monolog ini sangat bagus," kata Ahmad Munji, Peserta Program Micro Credential Kementerian Agama di Chicago.
Menurutnya, hal ini juga penting untuk dimainkan di Indonesia dengan pembawaan cerita Wali Songo dan kisah sufistik lainnya.
"Gak harus cerita tentang Tibrizi dan Rumi, tapi bisa Wali Songo juga sebagai langkah untuk menghidupkan cerita sufi Indonesia dalam monolog," ujarnya.
"Mengenalkan kekayaan khazanah sufi melalui seni," ujar pria yang menamatkan studi doktoral di bidang tasawuf di Universitas Marmara, Istanbul, Turki itu.
Sementara itu, Pengurus Rumah Sakit Insight dr Naveed Malick menyampaikan bahwa tempatnya bekerja itu menyediakan ruang khusus untuk beribadah bagi semua agama. "Dukung kami dengan doa," ujar dokter di rumah sakit tertua di Chicago yang teregistrasi itu.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua