Pidato Terakhir di PBB, RI Konsisten Nyatakan Sikap Selalu Bersama Palestina
Selasa, 1 Oktober 2024 | 11:00 WIB
Menlu Retno dalam pidatonya pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. (Foto: dok. Kemlu RI)
Jakarta, NU Online
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI), Retno Marsudi, menegaskan bahwa Indonesia tidak akan berubah dan terus berada di sisi rakyat Palestina untuk mendukung kemerdekaan dan kedaulatan negara Palestina.
"Indonesia tidak bisa, saya ulangi, tidak bisa, berdiam diri dan bersantai melihat ketidakadilan yang terus terjadi terhadap rakyat Palestina. Indonesia selalu dan akan selalu berdiri bersama rakyat Palestina untuk memperjuangkan hak mereka untuk memiliki negara Palestina yang merdeka," ujar Menlu Retno dalam pidatonya pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat.
Ia juga menyebutkan bahwa ini merupakan pidato terakhirnya sebagai representasi dari masyarakat Indonesia yang mendukung dan berpihak kepada Palestina.
"Ini adalah kesempatan terakhir saya sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia untuk mewakili negara saya berbicara di hadapan Majelis Umum PBB. Satu dekade penuh tantangan, tetapi di saat yang sama, satu dekade penuh kontribusi Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah global. Salah satunya adalah Palestina," tutur Retno.
Pada kesempatan tersebut, Retno juga mengkritik pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di PBB sehari sebelumnya pada Jumat (27/9/2024).
Pasalnya, setelah berpidato tentang perdamaian, Netanyahu justru memberikan perintah kepada pasukan Israel untuk membombardir Lebanon.
"PM Netanyahu kemarin menyebutkan dan saya mengutip: Bahwa “Israel mencari perdamaian…” Bahwa “Israel mendambakan perdamaian” Benarkah? Bagaimana kita bisa percaya pernyataan itu? Kemarin, saat ia berada di sini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Beirut. PM Netanyahu ingin perang terus berlanjut" katanya.
Ia kembali menegaskan kepada majelis, "kita harus menghentikannya. Saya ulangi, kita harus menghentikannya. Kita harus menekan Israel untuk kembali ke solusi politik untuk solusi dua negara."
Jabat utusan khusus PBB
Retno Marsudi merupakan Menteri Luar Negeri perempuan pertama Indonesia. Ia termasuk ke dalam jajaran menteri yang tidak terkena reshuffle dalam satu dekade (dua periode pemerintahan) kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Sebelum menjadi Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda. Ia juga merupakan menteri yang tidak berasal dari latar belakang partai apapun (independen).
Setelah masa jabatannya sebagai Menlu RI usai pada 22 Oktober 2024 mendatang, sosok bernama lengkap Retno Lestari Priansari Marsudi ini akan memulai kariernya sebagai Utusan Khusus PBB untuk Isu Air.
Penunjukan Retno sebagai utusan khusus telah dilakukan oleh Sekjen PBB pada tanggal 13 September 2024 lalu. Ia akan efektif bekerja di PBB mulai tanggal 1 November 2024.
Penunjukkan Utusan Khusus untuk Isu Air ini untuk pertama kalinya dilakukan oleh PBB. Bersamaan dengan itu, untuk pertama kalinya juga orang Indonesia dipercaya sebagai utusan khusus oleh PBB.