Internasional

Ragam Aktivitas Jamaah Haji Jelang Wukuf, Mulai Ziarah hingga Umrah

Selasa, 28 Juni 2022 | 21:00 WIB

Ragam Aktivitas Jamaah Haji Jelang Wukuf, Mulai Ziarah hingga Umrah

Jamaah haji yang juga para pengurus dan kader NU Lampung berziarah ke Ma'la. (Foto: Istimewa)

Makkah, NU Online
Saat ini para jamaah haji sedang menunggu masa puncak haji, yakni Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah mendatang. Berbagai kegiatan dilakukan oleh para jamaah di Kota Suci Makkah, baik perorangan maupun bersama-sama atau jamaah dengan rekan satu regu atau rombongan.


Di antara aktivitas tersebut seperti berziarah ke makam yang sangat terkenal di Kota Makkah, yakni Ma'la. Tidak sulit mencari Pemakaman Ma'la di mana istri, buyut, kakek, istri dan para keturunan Nabi Muhammad saw dimakamkan. Pemakaman yang juga terkenal dengan sebutan Jannatul Ma'la (surga tinggi) ini berada di sebelah utara Masjidil Haram.


Al-Ma'la terbentang di dataran tinggi Jabal As-Sayyidah, perkampungan al-Hujun yang letaknya tidak jauh dari Masjidil Haram. Jika Anda berada di Masjidil Haram, bisa keluar ke arah utara, berjalan kaki ke arah terminal Syib Amir sekitar 500 m. Setelah itu, Makam Ma'la berada di pojok utara terminal, sekitar 500 m.


Di pemakaman ini juga dimakamkan sejumlah ulama dari Indonesia di antaranya Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Ahmad Khatib Sambas (wafat tahun 1875), Syekh Nawawi Banten (1897), Syekh Junaid Betawi (akhir abad 19 M), Syekh Abdul Haq Banten (1903), Syekh Ahmad Khatib Minangkabau (1916).


Kemudian, Syekh Abdul Hamid Kudus (1916), Syekh Mahfuzh Tremas (1920), Syekh Mukhtar Bogor (1930), Syekh Umar Sumbawa (1930-an), dan Syekh Abdul Qadir Mandailing (1956).


Pada Selasa (28/6/2022), jamaah haji yang juga para pengurus dan kader NU Lampung berziarah ke Ma'la. Rombongan yang dipimpin oleh Ketua Harian Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Prof Alamsyah, ini berziarah dan berdoa di makam para ulama Nusantara, antara lain makam KH Maimoen Zubair (Mbah Moen).


“Alhamdulillah dari PW, PC, hingga MWCNU Lampung bisa menziarahi makam para ulama Nusantara di Jannatul Ma'la, Makkah. Moga ilmu mereka memberi manfaat dan berkah untuk kita dan seluruh keturunan kita dalam meneruskan peejuangan NU. Aamiin,” kata Prof Alamsyah melalui pesan tertulis yang diterima NU Online.


Selain berziarah, para jamaah haji juga ada yang melaksanakan ibadah umrah dengan mengambil miqat di beberapa titik yang ada di perbatasan Kota Makkah. Seperti yang dilakukan jamaah dari Kabupaten Pringsewu, Lampung, yang melaksanakan umrah berjamaah dengan mengambil miqat di Ji’ranah.


“Jamaah Kabupaten Pringsewu memanfaatkan waktu luangnya sambil menunggu waktu wukuf pada 9 Dzulhijjah, mereka melaksanakan umrah sunah,” kata Muhammad Sofyan, pendamping haji daerah Kabupaten Pringsewu kepada NU Online melalui telepon seluler.


Aktivitas rutin
Selain melaksanakan umrah, jamaah haji juga melakukan aktivitas rutin melaksanakan shalat dan ibadah lainnya di Masjidil Haram. Mereka memanfaatkan fasilitas bus shalawat yang siap menghantarkan para jamaah tanpa dipungut biaya setiap saat.


Namun, Sofyan menyarankan kepada jamaah haji untuk mengukur kemampuan fisik dan kesehatan agar saat wukuf, jamaah tetap dalam kondisi sehat. “Kami imbau bagi yang sedang memiliki masalah kesehatan untuk mengurangi aktivitas di luar hotel agar kesehatan tetap prima saat wukuf,” imbaunya.


Ia memahami bahwa berada di Tanah Suci merupakan kesempatan yang sangat langka bagi para jamaah sehingga ingin maksimal dalam beribadah. Namun, jamaah perlu menentukan skala prioritas ibadah mana yang wajib dan sunnah guna menjaga kesehatan di tengah pandemi dan juga suhu panas Makkah.


“Semoga jamaah sehat dan mampu melakukan rangkaian rukun dan wajib haji dan menjadi haji yang mabrur dan mabrurah,” harap Sofyan.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori