Jakarta, NU Online
Berbagai serangan dan invasi yang dilakukan Israel terhadap Palestina dan Lebanon menuai kecaman dari kalangan pemimpin-pemimpin negara, salah satunya Wakil Perdana Menteri Belgia, Petra De Sutter.
"Invasi darat yang direncanakan ke Lebanon sangat melanggar hukum internasional. Ini bukan pembelaan diri tetapi memprovokasi perang habis-habisan. Gencatan senjata seger, dibutuhkan sekarang. Uni Eropa dan masyarakat internasional harus menanggapi dengan sanksi maksimal terhadap Israel. Kehancuran harus diakhiri," tulisnya dalam akun X pribadi Petra De Sutter pada Selasa (1/10/2024).
Pada 24 September 2024 lalu, ketika serangan Israel menyebabkan banyak korban jiwa dan luka di Lebanon, De Sutter juga merespons, “serangan mengerikan oleh Israel ini tidak akan menghasilkan solusi apa pun bagi kawasan tersebut. Hanya diplomasi yang akan membawa warga pulang dengan selamat. Hanya gencatan senjata yang akan mengakhiri penderitaan."
De Sutter secara konsisten mengecam tindakan Israel yang semakin mengarah pada peperangan besar. Pada, November 2023 lalu, De Sutter menjadi satu dari sebagian kecil pejabat Eropa yang menyerukan sanksi terhadap Israel atas perangnya di Gaza akibat peristiwa 7 Oktober 2024.
Respons pemimpin dunia atas kejahatan Israel
Tak hanya De Sutter, pemimpin negara lain juga memberi reaksi kecaman terhadap penyerangan Israel ke Lebanon. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Lebanon “sangat memprihatinkan” dan meminta Israel dan Hizbullah untuk meredakan konflik mereka sebagaimana tertulis dalam Aljazeera.
"Kekerasan harus dihentikan. Para wanita dan anak-anak yang terbunuh di Lebanon sangat memprihatinkan," kata Trudeau kepada wartawan di New York, saat ia menghadiri Sidang Umum PBB.
Menteri Luar Negeri Inggris Raya, David Lammy, mengatakan dia sangat khawatir dengan serangan udara yang sedang berlangsung di Lebanon dan Israel.
"Eskalasi lebih lanjut berisiko menimbulkan konsekuensi yang lebih dahsyat. Saya ulangi seruan saya untuk gencatan senjata segera di kedua belah pihak," tulis David Lammy di platform media sosial X pada 24 September 2024 lalu.
Seruan untuk gencatan senjata terus disuarakan oleh para pemimpin negara di berbagai belahan dunia seperti Timur Tengah, Eropa, dan Asia. Namun, hingga saat ini Israel masih tidak memedulikan seruan itu dan terus melancarkan penyerangan di Palestina dan Lebanon.