Bandung, NU Online Jabar
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Musthafa menjelaskan tentang siapa sosok yang disebut sebagai ulama atau kiai yakni diantaranya orang yang memiliki ilmu dan akhlak. Pernyataan tersebut disampaikan Kiai Zulfa dalam acara Peringatan Haul KH Ruhiat dan KH Moch Ilyas Ruhiyat Cipasung ke-15, Tasikmalaya, Jumat, (15/7/22).
Kiai Zulfa mengatakan bahwa ulama merupakan sebuah kompetensi dan bukan sebuah profesi. Artinya, seorang ulama harus memiliki kompetensi ilmu dan kompetensi akhlak.
Mbah Sahal Mahfudz, kata dia, pernah mengatakan bahwa yang disebut dengan ulama adalah mereka yang mempunyai ilmu dan akhlak.
“Dulu orang baru dipanggil kiai atau ulama kalau yang bersangkutan punya ilmu dan punya akhlak. Punya ilmu saja tidak punya akhlak tidak pantas dipanggil ulama, apalagi ilmu ngga, adab ngga ada,” katanya.
Kemudian, Kiai Zulfa menuturkan bahwa ilmu bisa didapat karena banyaknya orang yang mau belajar. Sementara cara untuk mendapatkan ilmu dalam sebuah syair dikatakan, ‘Kalau Anda ingin mendapatkan ilmu, ilmu didapat dengan belajar’.
“Dari mana belajarnya? Ya dari para ulama. Sebab, belajar ilmu kalau tidak lewat ulama bahaya,” jelasnya.
Lanjut Kiai Zulfa, kata Imam Syathibi, seorang dari ulama dari Andalusia dikatakan, ‘Dulu ilmu itu terdapat di hati para ulama. Barulah kemudian ilmu-ilmu tersebut dituliskan dalam kitab-kitab. Tapi jangan salah, walau bagaimanapun kunci untuk mempelajari ilmu tetap di tangannya para ulama’.
“Artinya, kalau mau faham ilmu harus ngaji dari guru, itu pentingnya sanad,” tuturnya.
Sementara akhlak, Kiai Zulfa menjelaskan dalam sebuah syair, “Adapun shuhbah dengan para ulama tujuannya adalah mencontoh dari guru kita bagaimana ia beribadah dan akhlaknya,” ujarnya.
Kemudian, ia mengatakan bahwa Kiai Ruhiat dan Kiai Moch Ilyas Ruhiat adalah orang yang pantas disebut kiai. “Malam hari ini kita semua bersyukur bisa hadir hormat pada haulnya ulama, yang memang beliau pantas dipanggil sebagai ulama,” ucapnya.
Kiai Zulfa lalu membacakan sebuah syair yang dibuatnya untuk kekagumannya kepada sosok Kiai Ruhiat dan Kiai Ilyas Ruhiat Pondok Pesantren Cipasung.
Saya kagum terhadap Pondok Pesantren Cipasung
Atas keutamaan pada pondok ini
Kepada tamunya begitu memuliakan
Maka muliakanlah masyayikh dan guru-guru di Pondok Pesantren Cipasung ini
Dan adalah orang alim dari tanah Sunda yakni Ajengan Ruhiat
Beliau adalah sanad kita semua dalam ilmu agama
Semoga Engkau selalu sinari kuburnya
Dan Ajengan Ilyas Ruhiat
Adalah rujukan kami yang paling utama dalam hal berkhidmah di Nahdlatul Ulama
Dan Ajengan Bunyamin serta ajengan-ajengan yang lain
Terutama dalam berkhidmah di masyarakat lewat pesantren dan lewat Nahdlatul Ulama
Pewarta: Agung Gumelar