Daerah

Peringatan Haul Ke-219 Syekh Arsyad Al-Banjari Jadi Destinasi Religi saat Libur Lebaran

Ahad, 6 April 2025 | 13:00 WIB

Peringatan Haul Ke-219 Syekh Arsyad Al-Banjari Jadi Destinasi Religi saat Libur Lebaran

Momen Haul Ke-219 Syekh Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan (Foto: Ahmad Mursyidi)

Banjar, NU Online

Salah satu destinasi wisata religi yang menjadi pilihan masyarakat untuk mengisi libur Lebaran Idul Fitri adalah menghadiri Haul Ke-219 ulama besar dari Kalimantan Selatan, Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan.


Selain sebagai bentuk penghematan pengeluaran, menghadiri haul ini juga menjadi momen untuk mendapatkan siraman rohani, meningkatkan kesadaran spiritual, serta mempererat silaturahim dengan keluarga, teman, dan tetangga saat bertemu di jalan maupun di lokasi acara.


Haul berlangsung selama beberapa malam dengan rombongan dan guru yang berbeda-beda. Acara dimulai dari Selasa malam hingga Sabtu malam (1-5/4/2025) di Kubah Datu Kalampayan, Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.


Acara puncak digelar pada Sabtu (5/4/2025) pagi, di Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.


Seperti biasa, acara malam hari diawali dengan pembacaan Yasin, Dalailul Khairat, syair pujian kepada Syekh Semman (guru tasawuf Datu Kalampayan), nasyid (syair yang diiringi zikir dengan beberapa gerakan), kemudian ditutup dengan doa dan jamuan makan nasi samin khas Timur Tengah.


Pada acara puncak, agenda meliputi pembacaan Maulid Habsyi, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, nasyid, sambutan-sambutan, pembacaan manaqib, tausiyah, serta ditutup dengan doa dan jamuan makan nasi samin khas Timur Tengah.


Ribuan jamaah padati acara puncak

Pada Sabtu (5/4/2025) pagi, ribuan jamaah dari berbagai daerah memadati Masjid Jami Tuhfaturroghibin Dalam Pagar. Kepadatan jamaah meluas hingga ke jalan-jalan desa, rumah warga setempat, serta mushala-mushala yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi acara. Haul ini turut dihadiri oleh para tokoh agama, pejabat, dan instansi terkait.


Tahun ini, pembacaan ayat suci Al-Qur'an menampilkan qari internasional Muhammad Najmi Alvaro dari Kalimantan Tengah, yang ayahnya berasal dari Kalimantan Selatan.

 
Jamaah berjalan di atas genangan air banjir untuk menghadiri Haul Syekh Arsyad Al-Banjari. (Foto: Mursyidi) 


Meskipun beberapa wilayah, termasuk Desa Teluk Selong yang berseberangan dengan Desa Dalam Pagar, mengalami banjir akibat luapan Sungai Martapura, tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat jamaah untuk hadir di haul akbar tersebut.


Amat, seorang jamaah dari Kotabaru yang rutin menghadiri haul sejak 2011, mengaku takjub saat melihat jumlah jamaah yang terus meningkat dari tahun ke tahun.


"Saya selalu hadir di acara puncaknya, dan setiap tahun jumlah jamaah semakin banyak. Mungkin karena adanya media sosial, informasi tentang haul lebih cepat tersebar," katanya kepada NU Online.


Meski harus melewati daerah banjir di Teluk Selong, Amat tetap bersemangat untuk menghadiri haul guna mendapatkan berkah dari Sohibul Haul.


Dukungan Polda Kalsel

Kapolda Kalimantan Selatan Rosyantho Yudha mengerahkan personelnya untuk pengamanan acara. Ia juga menyerahkan tiga ekor sapi dengan bobot total 750 kg kepada panitia untuk dimasak di dapur umum sekitar lokasi haul. Selain itu, dua ekor sapi lainnya dimasak di Mako Brimob Polda Kalsel, sehingga totalnya ada lima ekor sapi untuk konsumsi jamaah.


"Penyerahan sapi ini merupakan bentuk dukungan dan partisipasi dari Polda Kalsel untuk pelaksanaan haul, dengan harapan acara ini dapat berjalan aman, tertib, dan lancar," ujar Rosyantho.


Untuk pengamanan, Polda Kalsel mengerahkan ratusan personel yang bertugas di bawah koordinasi Polres Banjar.


Guru Ahmad, panitia pelaksana, menyampaikan rasa terima kasih atas bantuan dari Kapolda Kalsel dan jajarannya.


"Kami sangat bersyukur dan terharu atas keterlibatan pihak kepolisian dalam pelaksanaan haul ini, baik dalam bentuk bantuan hewan kurban maupun pengamanan. Semoga mereka mendapatkan pahala berlipat ganda dari Allah," ujarnya.


Biografi singkat Syekh Arsyad

Dalam Risalah Syajaratul Arsyadiyah yang berisi manaqib Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dihimpun oleh Mufti Indragiri (Riau) Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari atau Datu Sapat mengisahkan bahwa Syekh Arsyad lahir pada Kamis pukul 03.00, 13 Shafar 1122 H atau 19 Maret 1710 M di Desa Lok Gabang Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalsel.


Syekh Arsyad wafat pada 6 Syawal 1227 H atau 13 Oktober 1812 M di Desa Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalsel. Jenazahnya dimakamkan di Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Kalsel.


Ayahnya bernama Abdullah dan Ibunya bernama Aminah, sama persis dengan nama ayah dan ibu Rasulullah.


Datu Kalampayan menulis kitab yang terkenal yaitu Kitab Sabilal Muhtadin lit-Tafaqquh fi Amrid-din yang artinya adalah jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama. Kitab ini menjelaskan ilmu fiqih dalam mazhab Syafi'i pada 1779 M atas permintaan Sultan Tahmidullah bin Sultan Tamjidullah Kerajaan Banjar.


Kitab ini berbahasa Arab Melayu yang menjadi rujukan dalam kajian persoalan ilmu fiqih di Kalimantan dan dalam negeri Indonesia, bahkan Asia Tenggara.


Kitab ini masyhur di beberapa negara besar yakni di Turki, Makkah, dan Mesir. Kini, nama kitab tersebut diabadikan menjadi nama sebuah mesjid besar di Banjarmasin.


Dalam muqaddimah Risalah Syajaratul Arsyadiyah dijelaskan, keturunan Datu Kalampayan bertebaran di setiap negeri dan Arab Saudi.


Di antara keturunannya adalah KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul Martapura, KH Muhammad Syarwani Abdan Al-Banjari atau Guru Bangil (Jatim), Syekh Abdurrahman Siddiq Al-Banjari atau Datu Sapat (Riau), KH Àrifin Ilham Majelis Az-Zikra (Bogor), dan KH Abdul Wahab Bugis (Sulawesi).


Kontributor: Ahmad Mursyidi