Cerita Muhammad, Santri Programmer yang Raih Beasiswa Global dari Oracle
Senin, 14 Oktober 2024 | 09:00 WIB
Muhammad, alumni Pondok Tremas Pacitan yang kini sukses jadi seorang programmer. (Foto: NU Online Jatim/ Anwar Sanusi)
Pacitan, NU Online
Muhammad, alumni Pondok Tremas, Pacitan berhasil membuktikan bahwa santri juga bisa sukses di dunia teknologi. Lewat perjuangan dan ketekunan yang tinggi, pemuda asal Pacitan ini kini telah menjelma menjadi seorang programmer yang cukup diperhitungkan.
Ketertarikan Muhammad pada dunia programming mulai muncul setelah lulus dari Pondok Tremas. Awalnya, ia bekerja di sebuah rumah makan di Yogyakarta, namun kemudian memutuskan untuk fokus mendalami dunia Information Technology (IT).
Ia terus belajar secara otodidak, mengikuti berbagai tutorial online, dan bergabung dengan komunitas programmer. Namun, belajar otodidak di satu sisi kadang menjadi kendala bagi perkembangan dirinya.
“Kendala terbesar saat awal belajar adalah tidak adanya mentor. Saya belajar sendirian dan sering merasa bingung dengan kode-kode yang rumit. Tapi saya terus berusaha dan akhirnya menemukan jalan keluar,” ujar Muhammad dilansir NU Online Jatim.
Dirinya kini telah berhasil meraih berbagai prestasi berkat kerja keras dan semangat pantang menyerah. Ia pernah menjadi freelancer front-end developer dan mendapatkan beasiswa sertifikasi global dari Oracle.
Diketahui, Oracle Corporation adalah sebuah perusahaan teknologi komputer multinasional yang berkantor pusat di Austin, Texas. Perusahaan yang didirikan oleh Larry Ellison, Bob Miner, dan Ed Oates ini memiliki banyak kantor cabang, termasuk pula di Indonesia.
Kini, Muhammad memiliki cita-cita untuk membangun aplikasi sendiri yang bermanfaat bagi banyak orang. Menurutnya, nilai-nilai yang didapat selama mondok di Pondok Tremas, seperti ketekunan dan dedikasi, sangat membantunya dalam mencapai kesuksesan di dunia programming.
“Ketekunan untuk memecahkan masalah dalam bentuk kode, untuk selalu belajar teknologi, serta dedikasi untuk selalu duduk di depan laptop berjam-jam, itu semua saya dapat ilmunya dari pondok,” ungkapnya.
Ia menyebutkan, pengalaman unik semasa di pondok menjadi bukti bahwa di pondok pesantren tidak hanya sebatas belajar agama, tetapi juga penuh dengan pengalaman yang berharga.
“Salah satu kenangan paling berkesan adalah saat mengikuti kegiatan pramuka dan mencoba makan buah mengkudu untuk pertama kalinya. Itu adalah pengalaman unik yang menjadi pendorong semangat untuk menaklukkan tantangan,” kata Muhammad.
Lebih lanjut, Muhammad berharap hal yang telah ia lakukan dapat menginspirasi para santri dan alumni Pondok Tremas lainnya untuk tidak ragu mengejar minat di bidang teknologi. Ia juga memberikan pesan kepada generasi muda agar semangat dan tekun dalam belajar.
“Mulailah belajar, persiapkan diri kalian untuk mendedikasikan diri dengan kesulitan yang nanti akan dirasakan. Belajar koding itu sulit, tapi dengan ketekunan dan semangat, pasti bisa,” pungkasnya.