Jatim

Sambut Hari Santri 2024, ISNU Ponorogo Gelar Siir Santren

Senin, 7 Oktober 2024 | 10:00 WIB

Sambut Hari Santri 2024, ISNU Ponorogo Gelar Siir Santren

Prosesi pelantikan PAC ISNU se-Ponorogo. (Foto: NU Online Jatim/Arisel Wiji Aningrum)

Ponorogo, NU Online

Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ponorogo menggelar acara bertajuk 2nd Simposium Pemikiran Santri dan Khazanah Pesantren Nusantara (Siir Santren) yang dipusatkan di Pendopo Agung kabupaten setempat pada Sabtu-Ahad (5-6/10/2024).


Acara ini merupakan agenda kedua yang digelar oleh PC ISNU Ponorogo, yang sebelumnya telah terselenggara pada Sabtu-Ahad (28-29/10/2023) tahun lalu. 


Ketua Pimpinan Wilayah (PW) ISNU Jawa Timur, Prof M Mas’ud Said dalam sambutan virtualnya mengapresiasi atas terselenggaranya acara ini. Menurutnya, acara ini dapat mencerminkan ISNU yang memiliki ciri khas yakni literasi, cendekiawan, santri dan inovasi.


"2nd Siir Santren yang menjadi triplek dari ISNU Ponorogo, karena ada beberapa alasan, ISNU itu literasi, ISNU itu cendekiawan, ISNU itu santri, ISNU itu harus membuat inovasi. Dan Ponorogo telah memulai ini dan mengembangkan Siir Santren secara baik," ucap Prof Mas'ud dilansir NU Online Jatim


Acara yang digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional 2024 ini juga sukses melantik Pimpinan Anak Cabang (PAC) ISNU se-Kabupaten Ponorogo yang baru saja terbentuk di 21 kecamatan. 


"Saya ucapan terima kasih bagi Pengurus PAC yang telah dilantik, panjenengan semua adalah tangan kaki NU, panjenengan semua adalah pemikir NU, dan panjenengan semua adalah pasukan muda NU," jelas Prof Mas'ud. 


Sementara Ketua PC ISNU Ponorogo, Agus Setyawan berharap untuk para sarjana NU yang tersebar di seluruh Ponorogo semakin terkoordinir dan berperan aktif menjadi kader intelektual penggerak peradaban.


“Serta ISNU semakin berkembang seperti badan otonom (Banom) NU yang lain," pungkasnya. 


Dalam kesempatan kali ini, ISNU Ponorogo menghadirkan tiga pembicara di antaranya Prof Rudiger Lokhker dari Universitas Viena Austria, Adnan Sohail dari Minhaj Walfare Foundation serta, Prof Ahmad Sunawari Long dari Universitas Kebangsaan Malaysia.