Kepada Pengurus NU, Gus Yahya Tegaskan Tak Perlu Buat Kompromi dalam Menjalani Aturan
Senin, 22 Mei 2023 | 09:00 WIB
Jombang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Tsaquf atau yang akrab disapa Gus Yahya menjelaskan bahwa dalam menjalankan NU harus berpegang kepada dua landasan. Yaitu landasan konstitusional dan landasan tradisi atau thariqah.
"NU ini dijalankan di atas dua landasan dasar. Yang pertama landasan yang sifatnya merupakan aturan-aturan tertulis yang kemudian kita sebut sebagai landasan konstitusional," katanya dalam sambutannya pada Pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang di Gedung PCNU Jombang, Sabtu (20/5/2023).
Ia menjelaskan, di dalam landasan konstitusional terdapat beberapa aturan tertulis. Di antaranya Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), ada peraturan-peraturan perkumpulan, dan lain sebagainya.
"Sejak awal, saya sudah tegaskan bahwa kepengurusan ini kita harus jalankan berdisiplin mengikuti aturan-aturan yang ada itu. Tidak perlu membuat kompromi. Apa yang sekarang ada, mari kita jalani. Saja sejak awal, sejak PBNU dilantik, saya sudah menegaskan hal itu," ujarnya.
Menurutnya, semua yang dijalankan oleh PBNU ini harus persis secara disiplin mengikuti aturan-aturan yang ada. Selain itu, NU juga berjalan di atas landasan tradisi yang oleh Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar disebut thariqah.
Ia memaparkan, di dalam tradisi itu sebagai bagian di dalamnya adalah penghormatan kita kepada para ulama, para kiai sebagai penuntun jalannya organisasi. Karena itu, harus diperhatikan apa yang menjadi pemikiran, keprihatinan, dan wawasan keinginan dari para kiai ini.
Karena pada dasarnya, lanjut Gus Yahya, yang diajak oleh Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari untuk ikut bergabung di NU adalah para ulamanya. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Qanun Asasi seruan Hadratussyekh: "Wahai para ulama dan sayyid-sayyid yang bertakwa dari kalangan Ahlussunah wal Jamaah!"
"Yang disebut pertama ya ulama, dan para sayyid yang bertakwa ini. Kemudian lanjutnya, semua pengikutnya. Semua pengikut ulama, baik yang fakir atau yang kaya, pokoknya semua yang nderek kiai itulah orang yang NU asli," ucapnya.