Jakarta, NU Online
Berpuasa diketahui memiliki beragam manfaat fisiologis. Tetapi, tahukah Anda bahwa ternyata berpuasa juga memiliki sejumlah manfaat baik bagi kesehatan mental?
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Rumah Sakit YASRI Citra Fitri Agustina menerangkan bahwa selain berdampak baik bagi kesehatan fisik, berpuasa juga bermanfaat bagi kesehatan mental dan emosional.
Dokter yang juga menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) ini menyampaikan, terdapat sejumlah manfaat puasa bagi kesehatan mental. Pertama, berpuasa dapat membantu meningkatkan suasana hati (mood).
Berpuasa, utamanya di bulan suci Ramadhan, memiliki waktu-waktu tertentu yang kerap digunakan sebagai ajang mempererat tali silaturahim antar sesama. Seperti saat sahur, dan berbuka puasa. Hal ini menjadi pemicu meningkatnya suasana hati.
“Saat puasa Ramadhan, ada masa-masa sahur bareng, berbuka puasa bareng atau silaturahmi. Masa-masa ibadahnya makin tertempa. Di bulan biasa ngajinya cuma semenit, selama puasa ngajinya bisa satu jam. Jadi secara psikologis, itu membuat hati menjadi lebih tenang,” terang Dokter Citra saat dihubungi NU Online, Selasa (5/4/2022).
Saat berkegiatan tersebut, sambungnya, terjadi pelepasan hormon endorfin (antistres) dalam tubuh yang memicu timbulnya perasaan senang. “Ada pelepasan hormon endorfin. Jadi membuat perasaan senang,” terang dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Kedua, berpuasa dapat menurunkan tingkat kecemasan dan stres. Jam tidur saat berpuasa di bulan Ramadhan, lanjut Dokter Citra, cenderung menjadi lebih teratur. Hal ini berdampak pada meningkatnya kualitas tidur yang juga menurunkan tingkat kecemasan.
“Misalnya, tidur setelah sholat tarawih dan bangun lebih cepat (untuk sahur). Itu juga salah satu yang membangkitkan suasana hati jadi lebih baik. Pada saat ramadhan kualitas tidur lebih baik sehingga angka kecemasan dan stres berkurang,” papar Dokter Citra.
Pelepasan endorfin terjadi lebih banyak di otak selama puasa di bulan Ramadhan dan membuat munculnya rasa bahagia dan gembira. Selain itu, adanya efek gabungan dari meningkatnya refleksi diri yang dilakukan selama Ramadhan dapat mengatasi stres. Hal tersebut juga dapat membuat kontrol diri menjadi lebih baik dan stres kian berkurang.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Aiz Luthfi