Tidur Lagi Setelah Makan Sahur, Bahaya bagi Kesehatan dan Makruh dalam Ajaran Agama
Kamis, 14 Maret 2024 | 09:00 WIB
Jakarta, NU Online
Durasi tidur malam yang singkat saat Ramadhan tak jarang membuat orang mudah mengantuk setelah makan sahur. Tak heran, jika tidur kembali selepas sahur menjadi godaan yang sulit untuk dihindari.
Namun, tidur setelah sahur bukanlah tidur yang berkualitas karena dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Selain memiliki efek buruk dari tinjauan medis, ternyata tidur setelah makan tidaklah dianjurkan dalam ajaran agama.
Praktisi medis dr Naila Mafazah mengungkapkan bahwa terdapat beberapa risiko kesehatan yang perlu diperhatikan jika seseorang kerap tidur setelah makan. Salah satunya adalah risiko Gastroesofageal Reflux Disease (GERD), yakni ketika asam lambung naik ke kerongkongan atau esofagus.
“Kita harus bisa membiasakan diri menahan untuk tidak tidur setelah makan karena dapat menyebabkan beberapa penyakit, salah satunya penyakit GERD atau Gastroesophageal Reflux Disease,” kata dr Naila dalam keterangannya yang diterima NU Online, Rabu (13/3/2024).
GERD, sambungnya, terjadi karena katup yang menutup asam lambung di antara lambung dan esofagus tidak berfungsi secara sempurna, sehingga asam lambung dan makanan naik lagi ke esofagus.
“Makanya, pada pasien dengan diagnosa GERD, dia akan mengeluhkan dada terasa panas. Selain itu, tidur setelah makan juga menyebabkan keluhan seperti nyeri perut, perut terasa kembung bahkan bisa sampai keluhan sleep apnea atau kondisi ketika napas akan terhenti selama beberapa detik,” paparnya.
Menurut Naila, jeda waktu yang dianjurkan sebelum tidur setelah makan adalah minimal 3 jam untuk menghindari keluhan seperti nyeri perut, perut kembung, dan sleep apnea.
Sementara itu, alumni Ushuluddin Universitas Al-Azhar Mesir M Tholhah Al-Fayyadl, menjelaskan bahwa menurut fiqih mazhab Syafi'i, tidur setelah makan termasuk dalam kategori makruh karena adanya larangan dari Rasulullah.
“Menurut fiqih mazhab Syafi’i, makruh hukumnya tidur setelah makan karena ada larangan dari Rasulullah,” tutur Wakil Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir itu.
Rasulullah menyarankan agar setelah makan, sebaiknya diisi dengan zikir kepada Allah untuk mencerahkan hati yang menjadi gelap akibat makanan.
“Rasulullah bersabda, dinginkanlah makan kalian dengan zikir kepada Allah dan menjalankan shalat, dan janganlah kalian tidur setelah makan karena hal itu menjadikan hati kalian keras (HR Imam At-Thabrani),” jelasnya.
Selain itu, Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa minimal setelah makan, seseorang disarankan untuk membaca tasbih 100x, shalat 4 rakaat, atau membaca Al-Qur'an 1 juz.
“Imam Sufyan Ats-Tsauri diceritakan bahwa beliau setelah makan melanjutkan dengan shalat malam. Ini adalah contoh dari Salafuna Saleh yang hendaknya kita teladani,” pungkas Tholhah.