Di Sungai Beras, desa di Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Ikhsan banyak mempelajari bagaimana seharusnya tata kelola lahan gambut dilakukan masyarakat. (Foto: Istimewa)
Jakarta, NU Online
Kehadiran Badan Restorasi Gambut (BRG) di Indonesia tidak hanya bermanfaat untuk mencegah kerusakan lahan gambut akibat kebakaran. Masyarakat yang ada di kawasan gambut ikut mendapatkan berkahnya. Lembaga pemerintah yang dibentuk tahun 2016 ini telah memberdayakan ratusan masyarakat di tujuh provinsi. Mereka yang dianggap memiliki kemampuan direkrut BRG mejadi Fasilitataor Desa (Fasdes) yang ditugaskan mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan restorasi gambut di setiap desa peduli gambut.
Tujuannya, agar pemetaan restorasi yang sudah dirancang BRG RI bisa segera dilaksanakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat. BRG menyadari untuk merestorasi dua juta hektar lahan gambut yang ada di tujuh provinsi di Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian. Dibutuhkan kerja sama yang baik antarlembaga pemerintah maupun dengan masyarakat langsung.
Kehadiran BRG bagi Muhammad Ikhsan (27) benar-benar memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Jambi seperti dirinya. Selain memberikan kesempatan anak muda untuk belajar banyak hal tentang ekosistem gambut, masyarakat yang diajak bergabung dengan BRG dituntut mengabdi secara nyata kepada mereka yang setiap hari hidup dari lahan gambut.
"Saya sangat menyukai pekerjaan dengan tantangan dan sifat sosialnya. Setelah bergabung dengan BRG saya menemukan bagian dari hidup saya yakni bekerja dan belajar dari masyarakat," kata Muhammad Ikhsan yang kini menjadi Fasdes Kelurahan Parit Culum II Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, dihubungi NU Online dari Jakarta, Ahad (29/11).
Pria yang lahir di Jambi, 30 April 1993 mulai terlibat kegiatan restorasi BRG RI pada tahun 2017. Desa pertama yang dibinanya adalah Sungai Beras di Kecamatan Mendahara Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di sana Ikhsan banyak mempelajari bagaimana seharusnya tata kelola lahan gambut dilakukan masyarakat. Meski begitu, sebelum terjun ke lapangan para Fasdes dibekali pengetahuan dasar oleh BRG melalui kegiatan pelatihan. Karenanya saat terjun ke lapangan, Ikhsan dan teman-temanya tinggal mengeksplor pengetahuan yang selama ini diterima dalam bentuk teori.
"BRG bekerja dari bawah menggali ide dan gagasan langsung dari tapak. Membangun dari bawah sangat berbeda karena semua usulan berdasarkan musyawarah," tutur alumni Diploma IV Prodi Teknologi Budidaya Perikanan sekolah Tinggi Perikan di Jakarta Selatan ini.
Semakin hari Ikhsan merasa dekat dengan masyarakat di perdesaan gambut. Masyarakat tersebut seolah sudah menjadi tim inti yang harus dilibatkan dalam setiap program yang sedang dijalankan. Selama menjadi Fasdes, Ikhsan telah melakukan beberapa kegiatan yang dinilainya memberikan dampak positif untuk sosial ekonomi warga.
Kegiatan itu misalnya pembinaan kelompok ibu-ibu desa, pembinaan kelompok tani, alokasi dana BUMDES, pembentukan kelompok perempuan peduli gambut dan melakukan pengelolaan dan produksi nipah menjadi dodol, garam, selai dan cake. Selain itu, dia juga telah mendorong pembentukan peraturan desa terhadap pengelolaan dan perlindungan ekosistem gambut.
Sementara itu, pada tahun 2018 tugas Fasdes dialihkan BRG ke Kelurahan Rantau Indah. Capaian yang telah berhasil dilakukan Ikhsan antara lain pembentukan kelompok masyarakat peduli gambut. Kelompok yang diberi nama Sumber Bhakti ini mampu memproduksi pupuk organik dan memfasilitasi koperasi setelah diberikan pelatihan pembukaan keuangan oleh dirinya.
"Saya juga telah berhasil membentuk lahan mini demflot seluas seperemoat hektar, dan fasilitasi kelompok penerima bantuan ternak tahun 2017. Selanjutnya, intervensi usulan ke dalam musyawarah kelurahan juga menjadi capaian yang telah saya raih," ujarnya.
Barulah pada tahun 2019 Ikhsan berkesempatan bertugas di Desa Bram Itam Raya, Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Disana Ikhsan membentuk kelompok masyarakat Peduli Gambut ‘Ora Ndayani’. Kelompok binaannya itu telah membangun lahan mini demflot seluas 1 hektar dan memfasilitasi PIRT kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera (UPPKS Green Family).
Sedangkan pada tahun 2020, Ikhsan mendampingi Kelurahan Parit culum II, Kecamatan Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
"Kegiatan yang telah dilakukan berupa koordinasi dan sosialisasi DPG BRG di tingkat tapak dan koordinasi DPG dengan instansi pemerintah terkait. Saya juga telah membentuk-kelompok masyarakat peduli gambut ‘Sumber Makmur’ yang sedang membangun lahan demflot seluas setengah hektar," tuturnya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan