10 Menit Diskusi dengan Gus Miftah, Bule Islandia ini Masuk Islam
Kamis, 10 Desember 2020 | 08:15 WIB
Bule asal Islandia, Audur Linda, memutuskan menjadi mualaf setelah bertemu KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah. (Foto: Istimewa)
Jakarta, NU Online
Bule asal Islandia, Audur Linda, memutuskan menjadi mualaf setelah bertemu KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa Gus Miftah. Audur membaca syahadat dengan bimbingan Gus Miftah pada Selasa (17/11) di sebuah stasiun televisi swasta.
Dalam unggahannya di Instagram, dai yang kerap mengenakan kacamata hitam itu menjelaskan bahwa keputusan Audur untuk masuk Islam itu diambil setelah berbincang 10 menit dengannya. Menurut Gus Miftah, itulah hidayah yang tidak bisa ditebak dan diprediksi oleh siapapun.
Audur sendiri mengaku senang dengan Islam yang dibawakan pendakwah asal Yogyakarta itu. Padahal semula dalam pikirannya, Muslim identik dengan terorisme.
“Saya pikir Muslim itu teroris. Tapi kok ini keren,” katanya di Podcast Deddy Corbuzier pada Rabu (9/12).
Sebelum memutuskan masuk Islam, Audur mengaku meyakini dengan ilmu pengetahuan dan sempat tidak mempercayai adanya Tuhan. Namun, insiden kecelakaan motor di Bali yang dialaminya mengubahnya.
“Saya kecelakaan motor di Bali. Saya marah sendiri. Bayangkan, saya jauh dari keluarga di negeri orang,” ujarnya.
Ia merasa, kehidupannya sudah berakhir dan seakan tak lagi punya harapan. Namun, teman-temannya banyak membantu. Dari Bali, ia bertolak ke Jakarta. Ia membuka-buka Instagram. “Lalu teman saya melihat Gus Miftah dan ketawa-tawa,” katanya.
Ia pun menanyakan apa yang lucu dari seorang pengajar Islam. Ia bertanya-tanya hingga langsung menelusurinya sendiri dan menemui sosok yang kerap ditonton rekannya tersebut.
Gus Miftah, dalam Podcast tersebut menjelaskan, perempuan tersebut menanyakan beberapa hal secara kritis kepadanya. Pertama, soal larangan Islam untuk membubuhkan tato pada tubuh. Pembuatan tato dalam Islam jelas Gus MIftah termasuk dalam menzalimi diri sendiri dan mengubah ciptaan Tuhan. Jawaban tersebut bagi Audur sangat masuk di logikanya.
Kemudian, lanjut Gus Miftah, dia bertanya lagi soal kenapa perempuan Islam wajib mengenakan jilbab. “Islam sangat melindungi perempuan,” jawab Gus Miftah.
Hal itu semakin meyakinkannya untuk memeluk agama yang dibawa Nabi Muhammad saw itu. Terlebih, ia meyakini Al-Qur’an tidak pernah berubah. Semua dalam Al-Qur’an membuatnya semakin mempercayai Nabi Muhammad saw.
Hal lain yang ditanyakan Audur kepada Gus Miftah adalah soal shalat lima waktu yang harus dilakukan secara tepat waktu. Gus Miftah menjawab bahwa dengan begitu Tuhan akan selalu membersamai hambaNya.
Dari pertemuannya dengan Gus Miftah, ia berkesimpulan bahwa Islam itu menyenangkan. Dai yang berambut panjang itu menjelaskan bahwa untuk membuat orang non-Muslim tertarik terhadap Islam harus ditunjukkan melalui perilaku yang menyenangkan.
“Orang non-Islam tidak membaca Al-Qur’an. Orang non-Islam tidak membaca al-Hadits. Tetapi, orang non-Islam membaca akhlak dan perilaku. Artinya, kalau orang non-Islam pengen tertarik dengan Islam, ya tunjukkanlah perilaku dan akhlakmu yang menyenangkan,” jelas Gus Miftah.
Ditanya Deddy soal kemungkinan saat kembali ke Islandia, Audur mengatakan kemungkinannya akan menerima perundungan. Sebab, saat keluarganya mengetahui keputusannya itu juga terkejut bukan main. “Tapi saya siap dengan itu,” katanya.
Sebab, ia mengaku senang memeluk agama Islam. Ia pun senang dengan orang-orang Indonesia.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin