16.109 Orang Keracunan MBG, Oktober Jadi Bulan dengan Lonjakan Tertinggi
Selasa, 4 November 2025 | 21:00 WIB
Jakarta, NU Online
Sebanyak 16.109 orang dilaporkan menjadi korban keracunan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 31 Oktober 2025. Data ini diungkap Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), dengan catatan bahwa Oktober menjadi bulan dengan jumlah korban tertinggi, yakni 6.823 orang. Angka tersebut meningkat dibanding September yang mencatat 6.052 korban dan Agustus sebanyak 2.226 korban.
Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji menilai lonjakan kasus tersebut menunjukkan bahwa evaluasi yang dilakukan Badan Gizi Nasional (BGN) pada September lalu belum memberikan dampak signifikan terhadap perbaikan pelaksanaan program di lapangan.
“Evaluasi yang ditempuh BGN dengan cara menutup sebagian dapur, terbukti tidak efektif dan tidak mampu mengerem laju kasus keracunan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online pada Selasa (4/11/2025).
Ubaid menambahkan bahwa jumlah korban keracunan yang terus meningkat kini bahkan melibatkan kelompok rentan seperti guru, orang tua, balita, dan ibu hamil. Hal tersebut, menurutnya, menunjukkan bahwa sistem pengawasan, distribusi, dan jaminan mutu MBG masih menyisakan banyak persoalan.
"Jumlah korban terus meningkat dan kini bahkan melibatkan guru, orang tua, balita, serta ibu hamil. Ini bukti bahwa sistem pengawasan, distribusi, dan jaminan mutu MBG masih terus menuai masalah dan belum ada titik terang,” tambahnya.
Ia juga menilai pelaksanaan MBG dilakukan secara tergesa-gesa tanpa standar keamanan pangan yang ketat serta tanpa sistem audit yang transparan dan akuntabel.
Menurutnya, pemerintah juga belum membuka hasil audit dan investigasi terhadap kasus-kasus keracunan, termasuk yang diduga menyebabkan kematian.
Setelah dugaan meninggalnya siswi SMKN 1 Cihampelas, Bandung Barat, pada akhir September, kasus serupa kembali terjadi pada siswi SMAN Kadugede, Kuningan, Jawa Barat, pada 16 Oktober 2025.
“Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab, apakah pihak SPPG, sekolah, dinas pendidikan, atau BGN pusat? Hingga kini, dari ribuan korban keracunan, belum ada satu pun pihak yang dijadikan tersangka. Tragedi 16 ribu korban ini tidak bisa dinormalisasi. Ini bukan kecelakaan, tapi konsekuensi dari sistem dan tata kelola yang amburadul. Anak-anak dijadikan korban dari program yang mestinya menyehatkan,” tegas Ubaid.
Di sisi lain, Kepala BGN Dadan Hindayana menyampaikan bahwa pemerintah terus melakukan optimalisasi program MBG dan menargetkan perluasan cakupan penerima hingga mencapai 40 juta orang pada November 2025.
“Alhamdulillah hari ini kita sudah laporkan ada 13.514 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang tersebar di 38 provinsi, 509 kabupaten dan 7.022 kecamatan dan berpotensi melayani 39,5 juta. Insyaallah akhir bulan ini mungkin kita sudah akan melayani 40 juta,” ujarnya.
Dadan menjelaskan bahwa penyerapan anggaran program MBG sejauh ini telah mencapai 35,6 triliun atau sekitar 50,1 persen dari total anggaran yang tersedia.
"Kita kejar terus target sampai akhir tahun, mudah-mudahan 82,9 juta (penerima manfaat) bisa kita layani di akhir tahun," katanya.