2 Kaligrafer Santri Raih Prestasi Internasional di Brunei dan Aljazair
Selasa, 22 Oktober 2024 | 09:30 WIB
Zainul Mujib (tengah) santri Pesantren Kaligrafi Sakal Denanyar Jombang meraih juara saat kompetisi di Aljazair. (Foto: dok. Pesantren Sakal Denanyar)
Jombang, NU Online
Pesantren Kaligrafi Sekolah Kaligrafi Al-Qur'an (SAKAL) Denanyar, Kabupaten Jombang, Jawa Timur berhasil mengantarkan para santri berprestasi di kancah internasional.
Terbaru, santri SAKAL bernama Nafang Permadi berhasil meraih juara satu di lomba kaligrafi tingkat Asia di Brunei Darussalam. Nafang merupakan santri SAKAL yang sudah belajar kaligrafi cukup konsisten.
"Alhamdulillah, berhasil juara satu di cabang khat diwani jaly," jelas Nafang kepada NU Online, Senin (21/10/2024).
Nafang menambahkan, ia juga berhasil menduduki peringkat dua dalam event dan tempat yang sama yaitu Brunei Darussalam. Namun, dalam kategori lomba yang berbeda. Ia merasa bersyukur, karena hasil kerja kerasnya yang kadang harus lembur hingga larut malam membuahkan hasil.
"Juara dua di lomba cabang khat naskhi tingkat Asia di Brunei Darussalam," imbuhnya.
Nafang menjelaskan, sistem lombanya yaitu lewat seleksi ketat dan bersaing dengan kaligrafer hebat dari berbagai negara. Kaligrafer internasional tersebut juga sering ikut lomba dan event kaligrafi.
Untuk lomba di Brunei Darussalam, Nafang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyiapkan karya terbaiknya.
"Sistemnya ada kirim karya, panitia di Brunei Darussalam launching juknis jauh-jauh hari sebelum hari H. Kurang lebih tiga bulanan. Lalu kita membuat secara mandiri, kemudian dikirim ke panitia hasil karyanya," ujarnya.
Nafang menjelaskan, setelah melewati seleksi ketat, panitia mengumumkan pemenang beserta memberikan undangan untuk datang langsung ke Brunei Darussalam. Biaya perjalanan ditanggung oleh panitia acara.
"Nanti yang menang akan diundang ke Brunei Darussalam untuk menerima hadiah," imbuhnya.
Tidak hanya Nafang, SAKAL juga berhasil menempatkan wakil di lomba cabang Zahrafah Islamiyah/Ornament Islam di Aljazair lewat santri bernama Zainul Mujib.
Menurut Mujib, sistem lombanya hampir sama dengan kegiatan yang ada di Brunei Darussalam. Hanya saja di Aljazair ada pameran kaligrafi dari pemenang dan acara lainnya.
"Juara 3, para pemenang diundang ke Aljazair, semua tiket pulang pergi ditanggung panitia, karya dipamerkan, selain itu waktu di sela pameran, kita bisa ikut seminar tentang khat, diskusi hingga jalan-jalan yang disediakan panitia," tandasnya.