Aksi Kamisan Ke-880, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Tuntut Keadilan ke Presiden dan Kapolri
Kamis, 2 Oktober 2025 | 20:00 WIB
Para keluarga korban tragedi Kanjuruhan menghadiri Aksi Kamisan Ke-880 di depan Istana Negara, Jakarta, pada Kamis (2/10/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Keluarga korban tragedi Kanjuruhan menghadiri aksi Kamisan Ke-880 dengan tema Dari Peristiwa ‘65 ke Tragedi Kanjuruhan: Tegakkan Keadilan, Hentikan Siklus Impunitas di depan Gedung Istana Negara, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (2/10/2025).
Dalam aksi tersebut, para keluarga korban berdiri berjajar sambil memegang poster bergambar wajah para korban lengkap dengan nama dan keterangan meninggalnya.
Salah satu keluarga korban, Lutfi Ati, yang kehilangan suami dan dua anaknya akibat tragedi Kanjuruhan, menyampaikan tuntutannya kepada Presiden Prabowo dan Kapolri Listyo Sigit agar kasus ini segera diusut tuntas.
Ia menegaskan bahwa sudah tiga tahun berlalu, tetapi tak ada keadilan bagi keluarganya dan korban tragedi Kanjuruhan yang lain.
“Kami mohon kepada Bapak Presiden untuk menindaklanjuti kasus ini karena selama tiga tahun tidak ada keadilan yang kami terima,” ujar Lutfi Ati.
Tidak hanya itu, Lutfi meminta Kapolri Listyo Sigit untuk bertanggung jawab atas tindakan oknum yang menurutnya telah menghilangkan nyawa 135 orang dalam tragedi Kanjuruhan.
“Kepada Bapak Kapolri Listyo Sigit, saya mohon pertanggungjawaban Bapak atas anak buah Bapak yang telah membantai 135 orang. Kalian para biadab yang telah membunuh suami, anak, dan saudara kami. Saya mohon tindak lanjutnya,” ucap Lutfi dengan diiringi isak tangis.
“Kalau untuk membantai, inilah cerita hati kami yang selama tiga tahun digantung tanpa keadilan. Bagaimana kalau kamu sendiri yang jadi korban?” ucapnya.
Setelah menyampaikan orasinya, Lutfi terduduk lemas dan menangis tersedu-sedu selama beberapa saat.
Febriana, salah satu relawan aksi Kamisan, juga mengungkapkan kekecewaannya atas proses hukum yang berjalan karena selama dua tahun pengaduan dari keluarga korban hanya diterima tanpa ditindaklanjuti.
“Kejadian ini sudah berlalu selama tiga tahun, dan keluarga korban sudah mempunyai tanda terima bukti laporan, namun sayangnya laporan tersebut tidak teregistrasi,” ucapnya.
“Itulah kebodohan kepolisian kita, teman-teman. Itu sedikit update dari tragedi tiga tahun Kanjuruhan. Terus suarakan karena keadilan belum sampai ke keluarga korban,” tambahnya.
Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa kemanusiaan dan bencana sepak bola yang sangat tragis, terjadi pada 1 Oktober 2022 setelah pertandingan Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.