Surabaya, NU Online
Sekitar 5000 santri mengikuti upacara pengibaran bendera Merah Putih di Tugu Pahlawan Surabaya untuk memperingati Hari Santri Nasional 2017 yang diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, Ahad (22/10).
Bertindak sebagai inspektur upacara Ketua PWNU Jawa Timur KH Mutawakil Allallah. Selain itu juga hadir Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang juga sebagai salah satu Ketua PBNU, serta KH Mas Sulaiman Rois Syuriah NU Surabaya, dan Achmad Muhibbin Zuhri, Ketua PCNU Surabaya. Sementara itu Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang selalu diundang tiap Hari Santri Nasional kembali tidak hadir.
Dalam sambutannya, KH Mutawakil Allallah mengatakan kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari berbagai ancaman. Pada 1936, sebelum Indonesia merdeka, kaum santri menyatakan Nusantara sebagai DârusSalâm. Pernyataan ini adalah legitimasi fikih berdirinya NKRI berdasarkan Pancasila.
Ia menambahkan hari ini santri juga hidup di tengah dunia digital yang tidak bisa dihindari. Internet adalah bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia maya.
"Ia (internet) punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoaks," ujarnya.
Oleh karena itu ia berharap santri perlu 'memperalat' teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya untuk menjaga agama.
Usai upacara, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf memberikan semnagat dengan yel-yel khas ala santri dengan teriakan takbir dan sholawat. Selanjutnya Gus Ipul juga mengajak para santri untuk tetap taat para ulama baik yang hidup maupun yang sudah tiada karena menurutnya sejatinya roh dan semangat para ulama tetap hidup meskipun jasadnya sudah tiada.
"Pesan para ulama harus tetap dipegang teguh para santri," ujarnya.
Upacara juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi dari perkumpulan pencak silat Nahdlatul Ulama Kota Surabaya atau Pagar Nusa, dengan menampilkan atraksi pertarungan ala santri.
Sementara itu Ketua PCNU Kota Surabaya Ahmad Muhibbin Zuhri MAg sangat bangga dengan semangat para santri dalam mengikuti upacara tahun ini.
"Momentum Hari Santri hari ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit 'nasionalisme bagian dari iman' perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme," ujarnya usai memberikan penghargaan pada Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan KH Mutawakil Allallah.
Sebelum rangkaian peringatan Hari Santri Nasional NU Kota Surabaya, diawali lebib dulu dengan pembacaan 4.444 sholawat Nariyah di kantor 'Hoofdbestuur Nahdotoel Oelama' Jalan Bubutan Surabaya, yang merupakan markas dari ulama pada masa penjajahan dulu. (Red: Kendi Setiawan)